JAKARTA, Mahasiswa akan turun ke jalan untuk melakukan aksi demonstrasi.
Aksi demonstrasi dilakukan untuk menolak kenaikan harga bahan bakan minyak (BBM) bersubsidi.
Massa dari beberapa elemen termasuk para mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di beberapa titik di Jakarta di antaranya di kawasan DPR RI dan di bundaran Patung Kuda dekat Istana Negara, Senin, 5 September 2022.
Adapun salah satu kelompok yang berencana melakukan unjuk rasa salah satunya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang akan melakukan aksinya di dekat kawasan Istana Negara pada Senin siang ini.
Baca Juga:Tips Sederhana Cara Membuat Hari Lebih Indah, Fokus Pada Hal-Hal Positif!NASA Akan Mendarat Di Kutub Selatan Bulan, untuk Mencari Sumber Kehidupan Masa Depan!
Adapun sikap dari PMII yang diunggah di akun instagram @pmiiofficial di antaranya menolak kenaikan harga BBM bersubsidi dan pemberantasan mafia BBM.
Kemudian, penerapan kebijakan subsidi tepat sasaran dan mendorong pemerintah membuka keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan penyaluran BBM bersubsidi.
Atas rencana demo mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria buka suara.
Wagub DKI ahmad Riza Patria meminta agar para peserta aksi demo tidak melakukan tindakan yang anarkis.
“Jangan sampai unjuk rasa berujung anarkis,” katanya di Balai Kota, Senin, 5 September 2022.
Selain itu, dia juga meminta agar peserta aksi demo untuk mengantisipasi adanya penyusup.
Dalam aksi demonstrasi harus diantispasi ada oknum atau kelompok yang memanfaatkan momentum menunggangi unjuk rasa tersebut untuk kepentingan tertentu.
Baca Juga:Rahmad Darmawan Kaget Saat Luis Milla Ganti Formasi di Tengah Pertandingan!Airlangga Hartarto Berpeluang Besar Ungguli Prabowo dan Puan di Pilpres 2024!
“Jangan sampai nanti ada kelompok, golongan, oknum siapapun yang membonceng dalam setiap aksi,” imbuhnya.
Di sisi lain, ia mengajak masyarakat agar menyikapi kenaikan harga BBM secara bijaksana.
“Kami berharap mari kita sikapi semua secara baik, secara bijak,” katanya.
Menurut dia, tidak ada pilihan bagi pemerintah untuk menyesuaikan harga BBM karena menyikapi situasi dunia saat ini.
Dia menjelaskan perang Rusia dan Ukraina memicu krisis pangan dan energi global.
Untuk itu, lanjut dia, pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi untuk sektor energi tembus lebih dari Rp500 triliun pada 2022.
“Jadi selama ini tidak ada pilihan bagi Pemerintah Pusat kecuali menaikkan (harga BBM). Namun diiringi dengan bantuan langsung tunai kepada masyarakat karena selama ini menurut pemerintah pusat subsidi selama ini dinikmati kelompok menengah ke atas,” imbuh Riza.