GARUT – Pemerintah Kabupaten Garut telah resmi memberlakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah. Untuk memastikan pelaksanaannya berjalan sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur), Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman memantau langsung pelaksanaan PTM di beberapa sekolah.
Didamping Kepala Dinas Pendidikan, Totong, Wabup menyimak secara detail protokol kesehatan, mulai dari proses antar jemput siswa, prosedur datang di sekolah, proses pembelajaran, hingga tempat duduk siswa.
Wabup mengatakan, keseluruhan sekolah yang dikunjunginya telah menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, meskipun telah melakukan uji coba tatap muka akan tetapi kegiatan belajar mengajar akan dilaksanakan secara online dan offline. “Hasilnya, keseluruhan sekolah telah patuh terhadap protokol kesehatan. Uji coba pembelajaran tatap muka ini sebenarnya untuk mempersiapkan tahun ajaran baru, maka ada uji coba dulu, uji coba tatap muka walaupun tetap bukan hanya tatap muka pelajaran kita tetap online dan offline,” kata Wabup, Senin (19/4/2021).
Baca Juga:Yudha Puja Turnawan Berbagi Takjil untuk Para Pejuang KeluargaPemkab Garut Lakukan Simulasi Sekolah Tatap Muka Bagi TK, PAUD, SD dan SMP
Ia menuturkan, pada tahun ajaran baru nanti semua guru dipastikan telah divaksinasi Covid-19, mengingat saat ini baru 60% guru di Kabupaten Garut yang telah divaksinasi. “Pada saat tahun ajaran baru harus dipastikan semua guru sudah divaksin, makanya sekarang sambil bertahap guru-guru dilakukan vaksin. Menurut laporan dari Dinas Kesehatan baru 60% guru yang sudah divaksin. Oleh karena itu kepada guru – guru agar pro aktif mendaftar agar segera divaksin,” ujarnya.
dr. Helmi menuturkan anak-anak sekolah merasa senang bisa kembali belajar di sekolah. Meski demikian, jam pelajaran sekolah hanya berdurasi 3 jam dan tidak ada istirahat. “Untuk jam pembelajaran di uji coba ini hanya 2,5 jam sampai 3 jam dan tidak ada istirahat. Sampai tahun ajaran baru uji coba berjalan lancar dan dapat dukungan dari anak-anak. Anak anak menyampaikan rasa senang bisa sekolah kembali,” kata dr. Helmi.
Pada masa uji coba ini, para siswa tidak memakai seragam resmi. Wabup menuturkan bahwa pihaknya tidak ingin membebani orang tua karena dikhawatirkan terdapat seragam yang sudah tidak cukup ukurannya untuk dipakai. “Dalam masa uji coba pembelajaran tatap muka sengaja siswa tidak memakai seragam resmi dikarenakan kitak tidak ingin membebani para orang tua murid mungkin dari sekian banyak siswa ada seragamnya yang sudah tidak muat dikarenakan anak-anak kurang beraktivitas,” kata Wabup.