Mahasiswa Menolak Kebijakan Pemerintah hingga Kerusuhan di Banglades Semakin tidak Kondusif

Mahasiswa Menolak Kebijakan Pemerintah hingga Kerusuhan di Banglades Semakin tidak Kondusif
Mahasiswa Menolak Kebijakan Pemerintah hingga Kerusuhan di Banglades Semakin tidak Kondusif
0 Komentar

RADAR GARUT – Kerusuhan kini semakin meluas di beberapa titik di Bangladesh dan kondisinya makin tak kondusif. Kerusuhan bermula dari aksi unjuk rasa mahasiswa menolak kebijakan pemerintah dalam alokasi Apatur Sipil Negara atau singkatnya (ASN) di Bangladesh.

 

Mahasiswa BRAC University asal Indonesia, Kristian Yudhianto juga mengatakan aksi unjuk rasa dilancar mahasiswa Dhaka University​sejak seminggu lalu. Aksi unjuk rasa itu makin meluas di berbagai kampus bahkan sudah terjadi di distrik lain.

 

“Aksi ini tadinya satu titik di Dhaka University namun meluas diberbagai universitas di Dhaka dan di distrik lain. Rusuh dan tidak kondusif, enam mahasiswa tewas,” kata Kristian Pada Kamis Tanggal 19 Juli Tahun 2024 malam.

 

Baca Juga:Kejaksaan Cianjur Gelar Donor Darah untuk Memperingati Hari Bhakti Adhyaksa yang Ke-64Respons IOC Terkait Larangan Hijab Atlet Prancis di Olimpiade 2024

Kristian juga mengungkapkan, pemerintah menutup sementara universitas dan sekolah, siswa belajar secara online di rumah. Bus tak beroperasi dan pemerintah mulai membatasi jaringan internet.

 

Kristian juga mengaku, khawatir dengan situasi di Bangladesh. Pihak kampus melarang mahasiswa asing beraktivitas di luar kampus sebab situasi keamanan tak kondusif.

 

“Kalau di tempat saya masih aman ya karena kita tinggak di kampus (asrama). Namun, pihak KBRI dan pihak kampus menyarankan untuk membatasi aktivitas dan rencana evakuasi masih menunggu KBRI dan universitas,” ujar Kristian.

 

Sebelumnya, pemerintah setempat menetapkan kuota lowongan kerja ASN. Yaitu, diperuntukan untuk golongan yang berkebutuhan khusus, perempuan, dan keluarga pejuang kemerdekaan pada saat melawan Pakistan.

 

Kebijakan ini juga menuai pro dan kontra dari mahasiswa. Mahasiswa yang menolak meminta supaya sistem perekrutan ASN lewat tes.

 

2 kubu mahasiswa yang pro dan kontra terus bentrok dan mengakibatkan ratusan orang mahasiswa mengalami luka. Bentrok terus meluas dengan melibatkan pihak kepolisian.

 

Perdana Menteri Sheikh Hasina juga mengabulkan tuntutan mahasiswa dengan menunda kebijakan ini. Situasi sempat kondusif tetapi kembali terjadi ketegangan sebab Hasina menuding mahasiswa yang memprotes kebijakan pemerintah ialah pro Pakistan.

 

Baca Juga:Tembus 99%, Komisi Pemilihan Umum Jawa Barat Hampir Tuntaskan Coklit untuk Pilkada 2024Punya Segudang Prestasi, Inilah 8 Fakta Menarik Shakira Amirah Peserta CLash Of Champions

“Mahasiswa marah dengan perdana menteri karena menyebut mahasiswa protes kebijakan pemerintah adalah pro Pakistan. Awalnya mahasiswa dengan mahasiswa bentrok tapi kerusuhan meluas karena bentrok mahasiswa dengan kepolisian,” ujar Kristian.

0 Komentar