Jelang Bulan Suci Ramadhan, Harga Pangan Dunia Melonjak

Jelang Bulan Suci Ramadhan, Harga Pangan Dunia Melonjak
Ilustrasi Foto(Pixabay @LubosHouska / 197 images)
0 Komentar

JAKARTA – Menjelang Bulan Suci Ramadhan harga pangan dunia mengalami kenaikan yang cukup siginifikan.

Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) tercatat bahwa, harga pangan dunia mengalami kenaikan tahunan mencapai 20,7 persen.

Kenaikan harga pangan dunia tersebut, mencapai rekor tertinggi pada Februari 2022.

FAO juga menjelaskan, lonjakan harga oangan sendiri dipicu oleh minyak nabati dan produk susu.

Baca Juga:Para Ketua Cabor Protes Musorkab KONI Garut Tiba-tiba Pindah TempatBRI Liga 1 di Bali Dorong Kebangkitan UMKM

Berdasarkan data FAO, indeks harga pangan FAO, yang melacak komoditas pangan yang paling banyak diperdagangkan secara global, rata-rata 140,7 poin bulan lalu atau turun dari revisi Januari 2022, 135,4.

Kenaikan harga pangan berkontribusi pada lonjakan inflasi yang lebih luas karena ekonomi masih pada fase pemulihan dari krisis pandemi.

Sebelumnya, FAO memperingatkan biaya yang lebih tinggi menempatkan populasi yang lebih miskin dalam risiko di negara-negara yang bergantung pada impor.

“Dorongan inflasi harga pangan yang jauh lebih besar berasal dari luar produksi pangan, khususnya sektor energi, pupuk, dan pakan,” kata Ekonom FAO Upali Galketi Aratchilage dikutip dari Reuters, Senin 7 Maret 2022.

Dari kondisi itu, kata Aratchilage, membuat margin keuntungan produsen makanan mengecil sehingga mereka enggan meningkatkan produksi.

Terlebih lagi, data laporan Februari sebagian besar dikompilasi sebelum invasi Rusia ke Ukraina.

“Kekhawatiran atas ketegangan di wilayah Laut Hitam sudah membebani pasar pertanian bahkan sebelum kekerasan berkobar, tetapi para analis memperingatkan konflik yang berkepanjangan dapat berdampak besar pada ekspor biji-bijian,” tuturnya.

Baca Juga:Menko Airlangga Lanjutkan Operasi Pasar, Pemerintah Terus Dorong Ketersediaan dan Stabilitas Harga PanganMenyongsong Satu Abad Nahdlatul Ulama, Menko Airlangga : NU Berperan Penting dalam Penanganan Covid-19

Badan pangan di bawah PBB itu mencatat indeks minyak nabati naik 8,5 persen secara bulan pada Februari lalu.

Hal itu didorong oleh kenaikan harga minyak sawit, kedelai, dan bunga matahari.

Ukraina dan Rusia menyumbang sekitar 80 persen dari ekspor global minyak bunga matahari.

Kemudian, indeks harga sereal naik 3,0 persen dengan harga jagung menanjak 5,1 persen dan harga gandum meningkat 2,1 persen, sebagian besar mencerminkan ketidakpastian tentang aliran pasokan global dari pelabuhan Laut Hitam.

Sementara itu, indeks harga susu FAO meningkat 6,4 persen, kenaikan bulanan keenam berturut-turut, didukung oleh pasokan global yang ketat, sementara harga daging naik 1,1 persen pada Februari.

0 Komentar