Oleh: Fadyah Nurfadriza, Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
RADAR GARUT – Teknologi seperti media sosial dan video call memudahkan komunikasi jarak jauh dalam keluarga. Meskipun teknologi membuat komunikasi lebih efisien, kualitas hubungan emosional antar anggota keluarga dapat berkurang karena pertemuan fisik menjadi jarang. Akibatnya, anggota keluarga sering merasa terasing meskipun secara teknis selalu terhubung. Menurut Statista (2022), 91% keluarga menggunakan aplikasi perpesanan untuk berkomunikasi setiap hari.
Penggunaan gadget mengurangi waktu interaksi langsung antar anggota keluarga. Aktivitas keluarga, seperti makan malam atau berlibur, sering terganggu oleh perangkat digital. Ketergantungan pada perangkat digital menciptakan isolasi sosial di dalam keluarga. Hal ini dapat memicu kesepian, terutama pada anak-anak dan remaja, yang membutuhkan perhatian emosional langsung dari orang tua. Seperti contoh, Seorang ayah bekerja di Jakarta, ibu di Surabaya, dan anak kuliah di Yogyakarta tetap terhubung melalui video call harian. Teknologi memungkinkan komunikasi lintas jarak dalam waktu nyata, tetapi interaksi tatap muka, seperti makan bersama atau berbagi cerita langsung, menjadi berkurang. Akibatnya, hubungan emosional dapat menjadi dangkal. Dampak psikologis nya Anak merasa kurang diperhatikan secara personal meskipun sering berkomunikasi melalui teks atau video, sehingga bisa timbul perasaan kesepian.
Baca Juga:Pengaruh Perdagangan Rempah-rempah Terhadap Kebudayaan di NusantaraPunya Penyakit Lepra, Sumpena Kakek Asal Garut Ini Hanya Bisa Mengemis Demi Menafkahi Keluarga
Menurut saya, interaksi digital seperti video call atau chat seharusnya menjadi pelengkap, bukan pengganti interaksi tatap muka. Keluarga perlu meluangkan waktu untuk bertemu secara langsung agar ikatan emosional tetap terjaga. Saya percaya bahwa orang tua perlu meningkatkan literasi digital mereka agar dapat memantau dan mendampingi anak dalam menggunakan teknologi secara bijak, bukan hanya melarang tanpa memberi arahan.
Seiiring berkembangnya era digital, peran keluarga mengalami perubahan yang cukup signifikan pada berbagai aspek kehidupan, terutama kehidupan keluarga. Teknologi digital, yang membawa kemudahan akses informasi, komunikasi, serta hiburan, telah mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan keluarga. Namun, perubahan ini juga menghadirkan tantangan baru serta memunculkan dampak sosial dan psikologis yang kompleks.
Pola komunikasi yang tidak efektif
Teknologi digital juga telah mengubah cara berkomunikasi antar anggota keluarga. Aplikasi media sosial,memungkinkan anggota keluarga untuk tetap berkomunikasi meskipun terpisah oleh jarak, bahkan secara real time. Di satu sisi, kemudahan ini menciptakan peluang bagi aggota keluarga, Namun di sisi lain pola kumunikasi melalui media sosial ini juga berdampak negatif pada kualitas interaksi langsung/tatap muka.