Punya Penyakit Lepra, Sumpena Kakek Asal Garut Ini Hanya Bisa Mengemis Demi Menafkahi Keluarga

Sumpena, pengemis di pasar Ciawitali Garut
Sumpena, pengemis di pasar Ciawitali Garut (Rizki/Radar Garut)
0 Komentar

GARUT – Sumpena, seorang kakek pengemis di pasar Ciawitali, Kabupaten Garut, tetap gigih mencari nafkah kendati di tengah penyakit yang dideritanya.

Sumpena menderita penyakit lepra selama 20 tahun terakhir. Penyakit itu menggerogoti tubuhnya secara perlahan. Ia pun sudah kehilangan beberapa bagian tubuhnya seperti jari kaki.

Meski demikian, kegigihannya untuk mencari nafkah tak pernah surut. Sewaktu muda Sumpena berprofesi sebagai tukang becak, sekarang Sumpena mengemis di pasar Ciawitali.

Baca Juga:Tempat Terbaik untuk Menjual Koin Kuno dan Lekas LakuKoin Kuno yang Paling Eksotis dari Indonesia dan Diburu Kolektor

Ketika diwawancarai Selasa 10 Desember 2024 di pasar Ciawitali, Sumpena mengaku bahwa akibat penyakitnya itu, ia sering merasakan gejala aneh.

Ia mengaku sering merasakan pegal, hingga berobat ke puskesmas terdekat dan mendapat pengobatan dengan disuntik.

Setelah mendapatkan pengobatan tersebut ia merasa kakinya melepuh dan mengeluarkan nanah, saran dari dokter kakinya harus diamputasi namun Sumpena menolak hingga kakinya terus melepuh dan satu persatu jari kakinya copot dengan sendirinya.

“Awalnya pegal pegal, cek ke puskesmas langsung di suntik tapi gak kunjung sembuh akhirnya saya ke dokter sampe di diagnosis mengidap Lepra” kata Sumpena saat dijumpai di Pasar Ciawitali Garut, Selasa (10/12).

Akibat penyakit lepra itu, merusak bagian kulit, saraf, dan jaringan tubuh termasuk tulang yang mengeropos, kondisinya yang semakin parah jari-jari kaki Sumpena perlahan mulai menghitam dan akhirnya terlepas dengan sendirinya.

“Saya harus terus berjuang demi istri saya karena 6 anak saya sudah berumah tangga dan merantau. Besar kecilnya pendapatan dia tetap tanggung jawab saya, disini saya berharap orang yang ridho dan iklhas saja, karena susah untuk mencari pekerjaan apalagi narik beca seperti dulu,” ujarnya.

Karena penyakitnya itulah Sumpena merasa mempunyai keterbatasan untuk bekerja. Akhirnya Ia pun hanya bisa mengemis di pasar Ciawitali.

Baca Juga:Demi Membantu Ekonomi Keluarga, Bocah SMP dari Garut Ini Berjualan MochiPedagang Pasar Ciawitali Garut Mengeluh Omset Turun, Daya Beli Dituding Jadi Faktornya

Setiap hari, Sumpena tampak duduk di pinggir jongko pedagang dengan kaki yang mengeluarkan darah, ia berangkat dari kediamannya Kampung Babakan Cili, Desa Cipicung, Banyuresmi Garut, menggunakan angkutan umum menuju Pasar Ciawitali.

“Saya berangkat dari rumah pakai angkot, berangkat jam 6 pagi pulang jam 12 siang, kalau jalan kaki dari angkotnya suka sakit darahnya keluar,” ujarnya.

0 Komentar