Era digital tidak selalu membawa dampak negatif, tetapi menuntut keluarga untuk beradaptasi dan menyesuaikan perannya agar tetap relevan dan harmonis. Dengan pendekatan yang tepat, keluarga dapat berperan sebagai fondasi yang kokoh bagi anggota-anggotanya dalam menghadapi tantangan di era digital. Era digital telah membawa perubahan besar dalam struktur dan dinamika keluarga. Meskipun teknologi, seperti media sosial dan video call, memfasilitasi komunikasi jarak jauh, interaksi digital sering kali tidak mampu menggantikan kedalaman hubungan emosional yang tercipta dalam komunikasi tatap muka. Dalam konteks keluarga, teknologi dapat meningkatkan efisiensi komunikasi, namun kualitas hubungan antar anggota keluarga dapat tergerus karena berkurangnya waktu untuk berinteraksi secara langsung.
Perubahan pola komunikasi ini tidak hanya berdampak pada hubungan antar anggota keluarga, tetapi juga mempengaruhi pola pengasuhan dan perkembangan anak. Akses mudah terhadap informasi melalui internet sering kali membuat orang tua kesulitan untuk mengawasi dan memberikan arahan yang tepat. Selain itu, paparan terhadap media sosial dapat meningkatkan kecemasan dan mengurangi rasa percaya diri anak, yang berisiko menimbulkan masalah psikologis.
Selain itu, ketergantungan pada perangkat digital juga berpotensi menciptakan isolasi sosial dalam keluarga, mengurangi kebersamaan dalam aktivitas bersama seperti makan malam atau liburan keluarga. Isolasi ini dapat berujung pada perasaan kesepian dan stres, yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis seluruh anggota keluarga, terutama anak-anak dan remaja. Interaksi digital seharusnya tidak menggantikan komunikasi tatap muka, tetapi lebih sebagai pelengkap. Keluarga perlu meluangkan waktu untuk berkumpul secara langsung, seperti makan bersama, berlibur, atau melakukan aktivitas lain yang dapat memperkuat ikatan emosional. Ini penting agar hubungan keluarga tetap dekat dan mendalam, meskipun masing-masing anggota keluarga mungkin sibuk dengan aktivitas digital mereka.
Baca Juga:Pengaruh Perdagangan Rempah-rempah Terhadap Kebudayaan di NusantaraPunya Penyakit Lepra, Sumpena Kakek Asal Garut Ini Hanya Bisa Mengemis Demi Menafkahi Keluarga
Saya juga berpendapat bahwa keluarga dapat memanfaatkan teknologi untuk memperkuat hubungan, misalnya dengan belajar hal baru bersama melalui platform digital. Serta keluarga harus menetapkan aturan tegas, seperti larangan penggunaan gadget saat makan malam, untuk mengembalikan kualitas waktu bersama.”. Orang tua perlu mengembangkan literasi digital yang baik agar dapat memantau dan membimbing anak-anak dalam menggunakan teknologi secara bijak. Dengan pemahaman yang baik tentang dunia digital, orang tua dapat memberikan arahan yang tepat mengenai konten yang dapat diakses anak-anak dan cara berinteraksi di dunia maya secara sehat. Pengawasan yang ketat, namun tetap memberikan ruang bagi kebebasan anak untuk belajar, sangat penting dalam perkembangan mereka.(bbr/feri)