KOTA BANDUNG – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mengatakan, persentase penduduk miskin pada Maret 2024 sebesar 7,46 persen, mengalami penurunan 0,16 persen poin terhadap Maret 2023 dan turun sebesar 0,52 persen poin terhadap September 2022.
Jumlah penduduk miskin di bulan Maret 2024 sebesar 3,89 juta orang, menurun 39,93 ribu orang terhadap Maret 2023 dan turun 204,94 ribu orang terhadap September 2022.
Menanggapi data terbaru dari BPS Jabar, Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan, Pemdaprov Jabar bersama kabupaten dan kota melakukan beragam program untuk terus menekan angka kemiskinan.
Baca Juga:Pemda Provinsi Jabar Komitmen Tingkatkan Produktivitas Pertanian Melalui Optimalisasi Lahan dan Pompanisasi Bey Machmudin Hadiri Peringatan HUT Bhayangkara Ke-78 Tingkat Polda Jabar
Misalnya adalah meningkatkan masyarakat pada pendidikan dan kesehatan terutama pada keluarga prasejahtera.
“Kami sering berkeliling, ke camat menitipkan itu. Pendidikan terutama di anak keluarga prasejahtera dan juga kesehatan. Itu salah satu kunci mempersempit (kemiskinan),” ujar Bey Machmudin di kantor BPS Jabar, Kota Bandung, Senin (1/7/2024).
Lebih lanjut jika melihat data BPS Jawa Barat, persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2023 sebesar 7,19 persen, turun menjadi 7,07 persen pada Maret 2024.
Sedangkan persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2023 sebesar 9,30 persen, turun menjadi 9,07 persen pada Maret 2024.
Garis Kemiskinan pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp524.052/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp391.347 (74,68 persen) dan Garis Kemiskinan Non Makanan sebesar Rp132.705 (25,32 persen).
Sementara itu pada Juni 2024, inflasi year-on-year (YoY) Jawa Barat sebesar 2,38 persen. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bekasi sebesar 2,92 persen.
Pada Juni 2024 terjadi inflasi year-on-year (YoY) Provinsi Jabar sebesar 2,38 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,77.
Baca Juga:Sekda Jabar Ingatkan ASN Komitmen Pada Target Percepatan Pembangunan Bey Machmudin Dorong Jabar Tingkatkan Produksi Bawang Merah
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bekasi sebesar 2,92 persen dengan IHK sebesar 107,43 dan terendah terjadi di Kota Cirebon sebesar 1,43 persen dengan IHK sebesar 104,87.
Inflasi YoY terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran terutama kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4,24 persen. Kemudian kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,71 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan, yakni kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,37 persen.
Tingkat deflasi month to month (m-to-m) Provinsi Jabar bulan Juni 2024 sebesar 0,04 persen. Sedangkan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 1,11 persen.