CHINA – Otoritas China memastikan tidak ada satu pun korban kecelakaan China Eastern Airlines yang selamat.
Pihak China juga menganggap jatuhnya pesawat jenis Boeing 737-800 di Daerah Otonomi Guangxi, Senin 21 Maret 2022 itu sangat jarang terjadi dan janggal.
“Tak ada seorang pun dari 132 penumpang di dalam pesawat yang kecelakaan itu yang berhasil ditemukan,” demikian pejabat Badan Penerbangan Sipil China (CAAC) dalam pernyataan pers di Nanning, ibu kota Guangxi, Selasa 22 Maret malam.
Baca Juga:Ternyata ini Motif Wanita Tabrak Ruang SPKT Polres Pematang SiantarOperasi Pasar Minyak Goreng Segera Digelar oleh Pemprov Jabar
Upaya pencarian dan penyelamatan masih terus dilakukan di lokasi kejadian di perbukitan Kabupaten Tengxian, Guangxi.
Otoritas penerbangan menyebut peristiwa tersebut terjadi secara tiba-tiba, tanpa terlihat ada asap di udara sebelumnya.
“Kondisi jatuhnya yang vertikal itu sangat janggal,” kata otoritas.
CAAC mengungkapkan bahwa pesawat bernomor penerbangan MU-5735 yang berangkat dari Kunming tujuan Guangzhou itu berada di ketinggian 8.900 meter saat memasuki wilayah kendali lalu lintas udara (ATC) Guangzhou pada Senin pukul 14.17 waktu setempat (13.17 WIB).
Namun level ketinggian itu menurun secara tiba-tiba pada pukul 14.20, Kepala Kantor Keselamatan Penerbangan CAAC Zhu Tao mengatakan.
Petugas ATC Guangzhou berulang kali melakukan panggilan kepada awak pesawat tersebut, namun tidak ada respons sama sekali.
Zhu mengatakan pesawat tersebut hilang dari pantauan radar pada pukul 14.23 dan kemudian ditemukan jatuh di wilayah Kabupaten Tengxian, yang secara administratif berada di bawah Pemerintah Kota Wuzhou.
Ia memastikan tidak ada satu pun warga negara asing di dalam pesawat MU-5735 itu.
Baca Juga:Jabar Tegaskan Komitmen Pembangunan BerkeseimbanganPonpes Al-Ittifaq Bandung Percontohan Nasional Digitalisasi Pertanian
“Otoritas belum mendapatkan petunjuk jelas yang menyebabkan peristiwa kecelakaan itu terjadi,” ujarnya.
Kepala China Eastern Airlines Cabang Kunming, Provinsi Yunnan, Sun Shiying, menyatakan telah berhasil menghubungi keluarga dari 123 penumpang dalam jangka waktu 24 jam pascakecelakaan.
Lebih dari 2.000 orang dilibatkan dalam upaya pencarian para korban, termasuk dengan menurunkan berbagai jenis alat.
“Medan lokasi kecelakaan di hutan puncak perbukitan sangat menyulitkan upaya pencarian kotak hitam sehingga kami hanya bisa mengandalkan drone dan staf,” kata Zhu Xiaodong dari SAR Guangzhou, yang turut melakukan pencarian dengan mengerahkan drone, sebagaimana dikutip media setempat.