GARUT – Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengingatkan warga untuk selalu mematuhi protokol kesehatan (prokes) dalam setiap aktivitas menjelang momentum Idul Fitri.
“Apapun kegiatan sekarang harus ikut protokol kesehatan yang sangat ketat, karena kita tidak mau seperti bapak presiden (Joko Widodo) kemarin menyampaikan kepada kami jangan sampai seperti India,” kata Helmi di Garut.
Helmi mengatakan, bahwa penularan Covid-19 hingga saat ini masih terjadi. Oleh karena itu ia meminta agar masyarakat harus tetap waspada dengan selalu mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan tidak berkerumun.
Baca Juga:Atasi Limbah Rumah Tangga, Desa Sindangsari Bangun SPALCegah Wabah DBD, Kampung Cangkuang Difogging
“Jika mengabaikan protokol kesehatan, kita khawatir terjadi peningkatan kasus penularan wabah Covid -19 seperti yang sudah terjadi di negara lain adanya lonjakan kasus positif Covid -19 di India. Hati-hati, kita jangan sampai kejadian seperti di India,” ucapnya.
Adapun untuk menyambut Idul Fitri, kata Helmi, pemerintah daerah sudah melakukan upaya seperti terus melakukan sosialisasi penerapan protokol kesehatan, termasuk melakukan penyekatan datangnya orang dari luar kota.
Selain itu, saat pelaksanaan Salat Id nanti akan diberlakukan pengaturan dengan pembagian tempat agar tidak terlalu banyak kerumunan orangnya dan disiagakan Satuan Tugas Penanganan Covid -19.
“Protokol kesehatan kita laksanakan pada Salat Ied, dianjurkan di tempat-tempat lebih kecil, dianjurkan di masjid kecil atau di lapangan kecil supaya mudah melakukan kontrol,” katanya.
Sementara untuk kerumunan orang saat momentum buka puasa di tempat makan, Helmi menyatakan petugas di lapangan terus berupaya untuk menertibkan dan mengingatkan masyarakat maupun pemilik tempat makan agar menerapkan protokol kesehatan.
Helmi mengaku prihatin masih adanya masyarakat yang saat ini masih banyak mengabaikan protokol kesehatan saat beraktivitas di luar rumah seperti kegiatan buka bersama di rumah makan maupun restoran.
“Itu kita sayangkan, saya imbau rumah makan harus memperhatikan kapasitas karena semua kegiatan seperti sekolah saja kegiatannya dibatasi 25 persen,” katanya. (igo)