RadarPriangan.com, GARUT – Setelah dilakukan penelusuran, penularan virus korona klaster pesantren di Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut terpapar dari orang asal Bekasi.
Bupati Garut Rudy Gunawan menyebut, awalnya salah satu santri asal Bekasi datang ke Pesantren di Pangatikan dalam keadaan demam dan mual-mual. Setelah dilakukan swab test ternyata positif covid-19.
“ Tim gugus tugas lantas melakukan tracing dan tracking kepada seluruh santri di pesantren tersebut. Hasilnya ditemukan ada 80 santri yang positif. Semuanya sekarang sudah mulai menjalani isolasi mandiri di pesantren,” katanya.
Baca Juga:Ambruknya Atap IGD RSUD Ciamis AKan Diperiksa Puslabfor Mabes PolriPengamat Politik Puji Wali Kota Tasik Sebagai Sosok Pekerja Keras
Pesantren tersebut, disebut Bupati, kini diberlakukan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM). Sejumlah petugas disiagakan di pesantren untuk memantau pelaksanaannya.
Atas terpaparnya puluhan santri itu, Bupati mengaku akan berkoordinasi dengan MUI dan Kemenag Garut untuk menangani Covid-19 di lingkungan pesantren.
Selain itu, Bupati memastikan bahwa meski terjadi penambahan jumlah pasien yang cukup signifikan, ketersediaan ruangan bagi warga yang terpapar Covid-19 masih mencukupi. Namun kalau lonjakan kasus kembali terjadi, maka kemungkinan akan kekurangan ruang perawatan.
“Kalau kurang (ruangan) akan ada penambahan ruangan di rumah sakit swasta. Selain rumah sakit Medina yang kini sudah dipakai, di rumah sakit Intan Husada atau Annisa Queen juga bisa,” ujarnya.
Sementara itu, Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut, Yeni Yunita menyebut bahwa pada hari Jumat (23/10/2020) ditemukannya klaster pesantren ini total penambahan kasus positif sebanyak 111 kasus. (igo/RP)