Kunjungan Wisatawan Naik, Dongkrak Penghasilan Pelaku Usaha Wisata di Gunung Guntur Garut

Kawasan wisata gunung Guntur (Rizki/Radar Garut)
Kawasan wisata gunung Guntur (Rizki/Radar Garut)
0 Komentar

GARUT -Liburan akhir tahun memberikan berkah tersendiri bagi pelaku usaha wisata di kawasan Gunung Guntur, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut.

Pada liburan ini mampu mendongkrak penghasilan pelaku usaha wisata, terutama di bidang pendakian dan jasa wisata lainnya.

Ketua Paguyuban Guntur Berkarya, Epul menjelaskan, peningkatan jumlah wisatawan ini berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal.

Baca Juga:Persigar Gagal Lolos ke Babak 8 Besar Liga 4 Seri 1 JabarPolisi Amankan Pelaku Penganiayaan di Pantai Santolo Garut

Terlebih lagi sekarang ini semakin banyak tempat dan wahana baru yang disediakan untuk pengunjung, terutama dari kota Bandung dan Jakarta.

“Alhamdulillah dari pengunjung ada peningkatan karena dari pengunjung hotel di Cipanas teu aya wisatana kanggo jalan-jalan ngamanfaatkeun kawasan Gunung Guntur kaleresan memang teu acan janten wisata masih keneh cagar alam, tapi buat pengunjung antusias datang kesini dan rata-rata untuk saat ini kebanyakan dari luar kota, ada yang nokrong, ngopi, ngaliwet” ujar Epul, Sabtu (28/12).

Sekarang ini juga banyak fasilitas untuk pendakian yang ditawarkan kepada wisatawan gunung Guntur, diantaranya jalur pendakian, seperti jalur PLP Citiis, Seureuh Jawa, dan Cikahuripan. Setiap pendaki diwajibkan melakukan registrasi dengan biaya Rp10.000 per orang, yang mencakup akses ke air, listrik, wifi, dan area istirahat di basecamp. Para pendaki juga sangat diwajibkan menjaga lingkungan dengan aturan wajib membawa turun sampah yang disetorkan ke basecamp saat registrasi.

“Kami menyediakan basecamp untuk registrasi dan istirahat, seperti di Basecamp Bah Ucok. Tarif Rp10.000 itu untuk ke air, kebersihan kawasan, listrik cas hp, wifi sama buat istirahat para pendaki, kami hanya memasang tarif itu karena semua dikelola di bawah kordinasi Paguyuban Guntur Berkarya dengan BKSDA tidak ada pembayaran di luar. Kami juga memastikan dan mewajibkan setiap pendaki membawa kembali turun sampah mereka dan akan disetorkan di basecamp dibawah pas mereka awal registrasi,” katanya.

Masyarakat setempat yang menyewakan tenda, menjual makanan hingga aksesoris mendapatkan dampak positif dari tingginya kunjungan pendaki ini.

“Kalau liburan mah bisa meningkatkan penghasilan buat masyarakat disini apalagi pelaku usaha karena kami belum bisa ngasih gaji, jadi penghasilan mereka dari berdagang, dan banyak volunteer-volunteer yang sukarela,” tambahnya.

0 Komentar