SUMEDANG – Di tengah padatnya kegiatan pasar tradisional Parakanmuncang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 3, Ahmad Syaikhu, bertemu dengan warga setempat untuk menyampaikan visi mereka dalam memperbaiki kebijakan sistem zonasi pendidikan.
Ahmad Syaikhu tampak didampingi oleh calon Wakil Bupati Sumedang Ridwan Solichin nomor urut 1. Dalam kesempatan tersebut Ahmad Syaikhu mengutarakan tekadnya untuk memperjuangkan hak pendidikan bagi masyarakat yang masih merasa dirugikan oleh kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berbasis zonasi.
Dalam dialognya dengan warga dan pedagang, Syaikhu menyoroti keluhan orang tua di Kecamatan Cimanggung yang merasa kebijakan PPDB zonasi ini menghambat kesempatan anak-anak mereka mendapatkan pendidikan di sekolah negeri. Menurutnya, sistem zonasi yang diterapkan secara nasional ini perlu disesuaikan dengan kondisi lokal, terutama di daerah yang belum memiliki fasilitas sekolah negeri yang memadai.
Baca Juga:Diskusi dengan Pemuda di Bogor, Ilham Habibie Janjikan Kemudahan Lapangan KerjaAsia Pacific Coating Show 2024: Edukasi Pasar Indonesia Tentang Pentingnya Keberlanjutan
“Masalah ini adalah kebijakan pusat, dan kami akan menyampaikan aspirasi masyarakat kepada Kementerian Pendidikan. Sistem PPDB online berbasis zonasi memang membawa banyak dampak negatif. Hanya kecamatan dengan SMA Negeri yang dapat mengakomodir kebutuhan siswa. Sementara, kecamatan yang tidak memiliki sekolah negeri harus beralih ke sekolah swasta yang kadang biayanya lebih tinggi,” ujar Syaikhu.
Ahmad Syaikhu menegaskan, Ia bersama Ilham Habibie yang dikenal dengan akronim ASIH itu, akan mendorong pemerintah untuk menyediakan sekolah negeri di setiap kecamatan atau mencari solusi dalam bentuk revisi sistem zonasi yang lebih fleksibel. Dengan cara ini, seluruh lapisan masyarakat bisa merasakan manfaat dari pendidikan dasar 12 tahun tanpa harus terbatas oleh wilayah tempat tinggal.
Misi sosial pasangan Asih ini juga terlihat dari komitmen mereka dalam berinteraksi langsung dengan masyarakat. Mereka tidak hanya turun ke pasar, tetapi juga hadir di pusat-pusat keramaian lainnya, bahkan ikut serta dalam kegiatan keagamaan yang diadakan warga setempat. Kehadiran mereka, menurut Syaikhu, bukan sekadar kampanye, tetapi juga sebagai upaya mendekatkan diri dan memahami langsung kebutuhan masyarakat.
Di samping upaya turun ke lapangan, Syaikhu menyampaikan bahwa dalam beberapa survei, pasangan Asih memang belum menduduki peringkat tertinggi. Namun, dengan dukungan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Nasdem, ia optimis bahwa popularitas mereka akan terus meningkat.