KOTA BANDUNG -Setiawan Wangsaatmaja Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat menyatakan,pihaknya akan terus mendukung ekosistem keberlangsungan kendaraan listrik di Jawa Barat.
Hal ini dilakukan secara Pentahelix dengan melibatkan akademisi, dunia usaha, komunitas, media, dan unsur pemerintahan. Dari unsur akademisi, Pemda Provinsi Jawa Barat salah satunya menarik University of Nottingham UK.
dengan Kebersamaan kedua belah pihak adalah dalam rangka untuk mengembangkan unit kendaraan listrik itu sendiri. Ini penting, kata Sekda karena seiring bertambahnya jumlah penduduk Jawa Barat, maka penggunaan kendaraan pun akan terus bertambah.
Baca Juga:Son Heung-min Berangkat ke Qatar!Limbah Masker Butuh 300 Tahun untuk Terurai, BRI Peduli Mengubah Jadi Pot Tanaman
Sementara itu, efek samping dari masifnya penggunaan kendaraan adalah polusi akibat emisi kendaraan berbahan bakar minyak (BBM). Maka upaya penurunan emisi di bidang transportasi yakni lewat konversi ke kendaraan listrik dan penggunaan energi baru terbarukan (EBT).
Berdasarkan data dari Open Data Jabar, jumlah kendaraan bermotor di Jabar pada tahun 2021 sebanyak 16,3 juta unit. Adapun hingga saat ini jumlah kendaraan listrik di Jabar baru sekitar 545 unit.
“Dilihat dari jenisnya kebanyakan (kendaraan listrik yang digunakan) adalah tipe sepeda motor,” ucap Setiawan, saat sebagai keynote speech pada Seminar Pentahelix Collaboration, dengan tema ‘Rencana Pengembangan dan Masukan Terhadap Kerja Sama Pemda Provonsi Jabar dan University of Nottingham UK, di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (9/11/2022).
“Jumlah kendaraan listrik (EV) harus diakselerasi,” ucap Sekda Jabar.
Pemda Provinsi Jabar juga terus berupaya menghadirkan energy supply untuk kendaraan listrik. Beberapa waktu lalu, Pemda Provinsi Jabar bersama PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat (UID Jabar) telah meluncurkan 104 SPKLU yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Barat.
Di samping itu dukungan baik terhadap industri, ataupun pengrajin kendaraan custom, atau bengkel konversi kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik juga terus dilakukan, yakni dengan standardisasi dan sertifikasi.
Capacity building untuk sumber daya, kemudian juga penting dalam mengembangkan kendaraan listrik di Jabar,” ucap Setiawan.
Ketua Komisi I DPRD Jawa Barat Bedi Budiman mengaku legislatif mendukung terwujudnya migrasi kendaraan dari energi fosil ke listrik. Namun hal itu pun tetap membutuhkan persetujuan rakyat.