BANDUNGĀ – Jawa Barat mengejar target cakupan imunisasi tambahan Campak dan Rubella 95 persen hingga 13 September 2022 yang menjadi batas akhir kampanye Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) Tahap 2.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat Nina Susana Dewi menuturkan, selain 95 persen imunisasi tambahan untuk Campak-Rubela, pihaknya berkomitmen capai target 80 persen imunisasi kejar.
Komitmen itu disampaikan dalam pertemuan review paruh waktu BIAN tahap II kerja sama Kemenkes, WHO dan UNICEF di Kota Bandung, Rabu 31 Agustus 2022.
Baca Juga:Warga Garut Layangkan Gugatan Praperadilan Terhadap KPK di Pengadilan Negeri Jakarta SelatanIjazah Ditahan Sekolah, LSM GMBI dan Penjara Siap Getarkan Gedung DPRD Garut
āKami bekomitmen untuk mencapai targetĀ 95 persen imunisasi tambahan untuk Campak-Rubela dan 80 persen imunisasi kejar. Untuk pencapaian target ini, tenaga kesehatan di kabupaten/kota dan puskesmas berkolaborasi dengan PKK dan para kader kesehatan di tingkat kecamatan/kelurahan/desa dan RT/RW,ā kata Nina.
Nina juga mengatakan, terkait percepatan peningkatan cakupan, pihaknya sedang melakukan monitoring evaluasi secara langsung bersama ketua TP PKK dan lintas sektor lain sehingga dapat membuat strategi selanjutnya.
Salah satunya, memanfaatkan seluruh potensi fasilitas kesehatan dan penambahan pos pelayanan.
Menurut Nina, strategi pelaksanaan BIAN di Jawa Barat dilakukan melalui penguatan pokja BIAN dan kolaborasi pentahelix bersama lintas program dan lintas sektor di Jawa Barat.
Salah satunya melalui sosialisasi dan diseminasi informasi BIAN melalui berbagai platform dan kanal media, seperti media sosial pimpinan stakeholder, media nasional dan lokal daerah, media sosial publik, dan talkshow offline dengan pers media.
āUntuk mempersiapkan generasi yang kuat, sehat dan juara. Sekali lagi, terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada semua pihak yang telah berupaya menyukseskan Bulan Imunisasi Anak Nasional. Semoga upaya ini senantiasa menjadi berkah bagi masa depan Indonesia yang lebih baik,ā ujarnya.
Menurutnya, salah satu penghambat jalannya BIAN adalah masyarakat yang kurang aware terhadap imunisasi pada anak dikarenakan pandemi.
Baca Juga:Anggota DPRD Garut dan Dinsos Kunjungi Korban Kebakaran di Haurseah CipicungInilah 5 Khasiat Akar Alang-alang Yang Tidak Banyak Diketahui Orang
Berdasarkan data yang dipaparkan UNICEF Indonesia, terjadi penurunan cakupan imunisasi yang signifikan sejak pandemi Covid-19.
Ada sekitar satu juta bayi yang tidak atau belum mendapatkan imunisasi lengkap selama setahun dalam rentang waktu 2019 hingga 2021 di Indonesia.