JAKARTA – Lembaga pemeringkat Moody’s, telah memutuskan untuk kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Pemerintah Republik Indonesia pada peringkat Baa2 dengan outlook stabil pada tanggal 10 Februari 2022. Afirmasi Rating Pemerintah ini didukung oleh ketahanan ekonomi yang berkelanjutan dan ekspektasi terhadap efektivitas kebijakan moneter dan makroekonomi yang tetap terjaga di tengah risiko peningkatan suku bunga global.
Moody’s juga menilai bahwa reformasi struktural yang terus dikawal oleh Pemerintah dapat mendukung peningkatan investasi dan juga daya saing ekspornya dan Afirmasi Rating ini juga didukung oleh ketahanan ekonomi
“Seiring dengan membaiknya berbagai indikator ekonomi, Pemerintah bersama seluruh stakeholders telah berhasil menjaga optimisme investor asing. Afirmasi rating ini menjadi salah satu validasi bagi Pemerintah untuk terus mengimplementasikan pelaksanaan UU Cipta Kerja, sambil tetap menindaklanjuti keputusan Mahkamah Konstitusi. Operasionalisasi peraturan turunan di semua sektor, baik di pusat maupun daerah, akan terus dilakukan,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Baca Juga:Perkuat Ketahanan Pangan, Pemerintah Optimasi Budidaya Padi Gogo dengan Sentuhan TeknologiMahfud Sebut Presiden Marah Besar soal Pinjol Ilegal
Salah satu implementasi UU Cipta Kerja yang akan memberikan manfaat terhadap ekonomi Indonesia adalah operasionalisasi Indonesia Investment Authority (INA).
Kehadiran dan operasionalisasi INA pada tahun 2022 diyakini akan mampu menjawab berbagai tantangan dalam menarik investasi ke Indonesia dan akan menjadi daya tarik tersendiri, baik bagi investor asing maupun domestik.
Lembaga pemeringkat Moody’s juga menyampaikan proyeksi rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk dua tahun ke depan akan kembali kepada level sebelum pandemi yaitu mencapai 5%, dimana rata-rata tersebut lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain yang berada pada peringkat yang sama.
Proyeksi ini memberikan optimisme bagi pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 sebesar 5,2%.
“Pencapaian ini semakin memberikan prospek yang baik terhadap ekonomi Indonesia di tahun 2022. Terjaganya rating investasi Indonesia akan menjadi modal awal untuk mempercepat perbaikan iklim investasi melalui reformasi struktural sehingga dapat mendorong peningkatan investasi sekaligus penciptaan lapangan kerja di tahun 2022,” ujar Menko Airlangga Hartarto.
Berbagai indikator ekonomi juga mendukung prospek pemulihan ekonomi. Di awal Februari lalu, IHS Markit telah merilis bahwa level Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia tetap berada di zona ekspansif dan mengalami peningkatan ke level 53,7 pada laporan Januari 2022. Peningkatan aktivitas manufaktur ini mencerminkan respon peningkatan produksi oleh produsen terhadap peningkatan permintaan domestik.