JAKARTA – Kerja keras bersama dalam pengendalian Covid-19 telah berhasil memulihkan kepercayaan masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonomi. Kondisi ini membuat ekonomi Indonesia mampu tumbuh 3,51% (yoy) di Triwulan III-2021. Berbagai indikator utama juga menunjukkan kinerja yang positif. Di 2022, Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,2% (yoy).
Selain menjalankan strategi pengendalian Covid-19 yang efektif untuk meminimalkan penyebaran virus transmisi lokal maupun kasus impor dari luar negeri, Pemerintah juga akan terus melanjutkan Program PEN di 2022 dengan anggaran sebesar Rp455,6 triliun, dan akan didorong untuk front-loading pada awal 2022. Kebijakan front-loading ini akan membantu mengamankan momentum pemulihan ekonomi nasional.
“Momentum pengendalian Covid-19 yang telah berhasil dan memulihkan prekonomian ini perlu kita jaga dan tingkatkan bersama, sehingga kita dapat tumbuh tinggi dan keluar dari middle income trap dalam jangka menengah panjang. Reformasi struktural menjadi kuncinya, terutama dalam peningkatan kualitas SDM,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Opening Ceremony Gramedia 52th Anniversary, secara virtual di Jakarta, Rabu (2/02) kemarin.
Baca Juga:Kelompok Pemuda di Babakanloa Garut Mengolah Sampah Jadi Paving BlockKDRT Aib Suami, Waketum MUI: Setuju Dengan Pernyataan Oki Setiana Dewi
Langkah awal peningkatan kualitas SDM salah satunya dengan mendorong kebiasaan membaca buku, terutama untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang berkualitas. Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), tingkat literasi Indonesia perlu terus ditingkatkan karena saat ini masih menempati peringkat ke-62 dari 70 negara.
“Kondisi ini merupakan tantangan kita bersama dan salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan peningkatan akses terhadap sumber bacaan berkualitas. Harapan kami, Gramedia sebagai salah satu korporasi terbesar di bidang literasi, khususnya ritel buku, dapat semakin berkembang sehingga mampu memberikan inklusivitas akses literasi kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya generasi penerus bangsa,” jelas Menko Airlangga.
Dengan akses informasi yang berkualitas, baik melalui sumber bacaan buku maupun sumber literasi lainnya, produktivitas bangsa dapat ditingkatkan. Salah satunya dengan meningkatnya inovasi dan kreativitas untuk mendorong aktivitas kewirausahaan. Saat ini, rasio kewirausahaan di Indonesia masih rendah, yakni sebesar 3,47% dari total populasi dan didominasi oleh pelaku usaha generasi muda dengan rentang usia 25-34 tahun. Generasi muda yang berkualitas tinggi memang mempunyai peran penting dalam kemajuan kewirausahaan dan ekonomi bangsa.