GARUT – Beberapa waktu yang lalu, pemerintah pusat mencanangkan untuk menyubsidi minyak goreng. Namun, menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Kabupaten Garut Nia Gania Karyana, bahwa subsidi minyak ini akan sulit untuk terealisasi.
Saat diwawancarai di Halaman Lapangan Setda Kabupaten Garut, Senin (17/1/22) Kadisperindag Garut, Nia Gania mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat subsidi minyak goreng akan sulit dilakukan.
“Karena sampai saat ini, distributor ataupun suplayernya agak sulit, yang bisa menjual minyaknya di bawah Rp.14.000,” kata Kadisperindag Garut Nia Gania Senin (17/1/2022).
Baca Juga:Suami Timpuk Istri dengan Tabung Gas di Mangkubumi Terancam Penjara 10 TahunMencuri HP Teman Saat Tidur, Buruh Pabrik Kayu di Kota Banjar Diamankan Polisi
Kalaupun dari Pemerintah Provinsi akan membantu operasi pasar di 11 Kabupaten atau Kota, ini juga tampaknya sulit dilakukan.Karena operasi pasar yang dilakukan oleh Pemprov hanya ada satu suplayer saja yang menyanggupi.
“Itupun hanya satu suplayer yang sanggup, dari Bekasi,” katanya.
Menurut Nia, langkah yang ditunggu untuk menurunkan minyak goreng adalah dengan penambahan produksi CPO (Crude Palm Oil) bahan mentah dari minyak goreng.
Penambahan CPO ini bisa membuat pabrik-pabrik di seluruh Indonesia bisa memproduksi minyak yang lebih tinggi, untuk masyarakat di Indonesia.
Karena melambungnya minyak goreng menurut Nia disebabkan karena berkurangnya pasokan CPO baik dari dalam maupun luar Indonesia.
Selain itu harga CPO sendiri tinggi, otomatis dengan harga CPO yang tinggi, maka ongkos produksinya juga akan tinggi juga.(cat)