JAKARTA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencatat, angka putus sekolah selama pandemi Covid-19 meningkat. Khusus jenjang SD, meningkat 10 kali lipat.
Sekjen Kemendikbudristek, Suharti mengatakan, salah satu faktor meningkatnya angka putus sekolah karena anak didik ikut membantu ekonomi keluarga selama pandemi Covid-19.
“Anak-anak yang putus sekolah untuk anak SD saja ini meningkat 10 kali lipat dibanding tahun 2019,” kata Suharti dalam webinar, dikutip Senin (3/1/2022).
Baca Juga:Pencuri Mobil Ambulans Berhasil Dihadiahi Timah PanasBanyak Artis Terlibat Open BO, Siapa Saja?
Selain itu, kata Suharti, tingginya angka putus sekolah juga disebabkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dinilai tidak efektif oleh orang tua.
“PJJ diartikan sama dengan tidak sekolah. Sehingga orang tua yang merasa pembelajaran jarak jauh yang diikuti oleh anaknya tidak memberikan kemampuan bagi mereka,” ujarnya.
Suharti menambahkan, penurunan jumlah peserta didik ini tidak hanya terjadi di jenjang SD. Melainkan juga terjadi hingga pada jenjang perguruan tinggi.
“Beberapa kepala lembaga perguruan tinggi di Indonesia menyampaikan kepada kami, jumlah peserta didik aktif untuk perguruan tinggi juga turun banyak sekali,” imbuhnya.
Suharti mengklaim, Kemendikbudristek terus mencari cara agar para pelajar maupun mahasiswa untuk dapat kembali ke sekolah maupun ke perguruan tinggi.
“Banyak dampak yang ditimbulkan ketika anak tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar, bukan hanya learning loss,” pungkasnya. (der/fin)