Arkeolog Teliti Batu Susun di Ciamis, Sempat Dikira Peninggalan Kerajaan

Arkeolog Teliti Batu Susun di Ciamis, Sempat Dikira Peninggalan Kerajaan
Tim Arkeolog dari ITB dan Museum Geologi Bandung datang meneliti batu susun yang awalnya diduga peninggalan kerajaan. (Rizki Aldi Saputra)
0 Komentar

RadarPriangan.com, CIAMIS – Tim Arkeologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Museum Geologi Bandung penasaran untuk datang dan meneliti lokasi batu susun di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Pasalnya, batu susun itu viral di media sosial karena diduga merupakan situs peninggalan kerajaan. Lokasi tepat batu susun itu berada di Blok Rompe, Desa Sukaraharja, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis.

Johan Arif Arkeolog ITB Bandung, mengatakan, berdasarkan survei dan pengamatan sementara bahwa batu susun yang dinamai batu rompe tersebut terbentuk melalui proses secara alam. Bukan sebuah Candi atau sebuah Keraton peninggalan sebuah Kerajaan.

Baca Juga:Geliatkan Ekonomi Syariah, ForBEST SEBI Gelar Seminar G-SED 4.0PWI Garut Tanam Pohon Peringati HPN

“Namun untuk terbentuknya kapan dan berasal dari Gunung Berapi mana, kita belum tahu, kita belum teliti ke arah sana, untuk memastikan berapa lama umur batu tersebut kita harus pergi ke lapangan lagi dan membawa sampel batu tersebut untuk diteliti. Kita akan teliti kembali bentuk batu tersebut agar bisa memastikan umur batu susun dan kita harus bawa sampel untuk terus diteliti,” ujarnya, Sabtu (08/02/2020).

Ia menambahkan, bahwa batu susun yang berjenis batu andesit tersebut, terbentuk dari sebuah proses erupsi Gunung Berapi. Jadi saat proses erupsi tersebut magmanya keluar dan kemudian membeku, hingga terjadilah proses menjadi sebuah susunan batu.

“Tidak menutup kemungkinan batu susun tersebut memiliki panjang yang cukup luas dan sebagian batu susun tersebut masih tertutup tanah,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Ciamis, Erwan Darmawan juga menilai bahwa batu susun rompe tersebut bukan terbentuk oleh tangan manusia.

Namun demikian, Erwan melihat potensi yang bagus jika lokasi batu susun itu dijadikan tempat wisata. Namun untuk pengembangan kawasan wisata menurutnya berada di ranah Dinas Pariwisata.

” Kita akan menggali potensi kebudayaan yang ada di situ, berdasarkan historis yang beredar di kalangan masyarakat bahwa ada buku-buku yang menceritakan tentang batu susun tersebut. Paling kita akan mencari buku-buku tersebut, jadi legenda masyarakat yang akan kita pelihara,”ucapnya.

Ia menambahkan, batu susun tersebut juga bisa dijadikan sebagai cagar geologi, dan akan bermamfaat bagi ilmu pengetahuan terutama yang mempelajari kegunungan. Karena semakin diyakini bahwa Gunung Sawal itu adalah Gunung Purba.(mg2)

0 Komentar