RADAR GARUT – Pengamat politik, Burhanuddin Muhtadi, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia menanggapi perihal duet Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Menurut Burhanuddin, duet ini secara elektoral bisa dipertanggung jawabkan.
” Dalam artian Anies Baswedan lemah sekali di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang notabene adalah provinsi kunci ynag menentukan secara elektoral bagi kemenangan calon presiden,” ujarnya, seperti dalam wawancara bersama KompasTV.
Burhanuddin menjelaskan, sejak pertama kali pilpres digelar secara langsung tahun 2004, tidak ada capres cawapres yang bisa menang secara nasional tanpa memenangkan Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Baca Juga:Setiap Malam Rabu Relawan Anies di Garut Ngaliwet Bareng, Silahkan GabungDigugat Konsumen, PDAM Tirta Intan Garut Pastikan Biaya Administrasi Transparan, Tidak Ada Double Biaya
” Kebetulan dua provinsi ini adalah basis NU, basis PKB,” ujar Burhanuddin.
PKB kata Burhanuddin, di Jawa Timur termasuk pemenang pemilu bersama PDI Perjuangan.
Hanya saja Burhanuddin menilai bahwa sosok Muhaimin sendiri secara survei relatif kurang kompetitif jika dijadikan cawapres.
Karena basis massa PKB sendiri secara survei tidak seluruhnya mendukung Muhaimin Iskandar.
” Cuma yang masalahnya adalah yang dipinang oleh Anies Baswedan adalah Muhaimin Iskandar, data-data survei menunjukkan tidak seluruh anggota atau konstituen PKB memilih Muhaimin Iskandar,” ujarnya.
Atau dalam bahasa politiknya, basis massa konstituen sebuah partai itu tidak otomatis sama atau sejalan dengan ketua umumnya.