Sebanyak 27,32 persen pemilih masih ragu-ragu atau belum menentukan pilihan, sehingga jumlah tersebut menjadi peluang untuk dikonversi menjadi dukungan suara bagi kedua kandidat.
Para kandidat masih perlu melakukan komunikasi politik berupa sosialisasi tatap muka maupun melalui media massa maupun media sosial yang lebih intens dan luas dalam rangka meningkatkan elektabilitas dan popularitas.
Sementara itu sebelumnya, Peneliti JIPO, Bana mengungkapkan bahwa pemilih Garut dengan demografi dan geografis yang ada, situasi dan kondisi politik hari ini masih relatif dinamis.
Baca Juga:Yudha Puja Turnawan Blusukan di Kelurahan Sukanegla, Tengok Janda DhuafaPengobatan Alat Vital Pabelan Semarang H.Abdul Azis Paling Ampuh di Jawa Tengah
“Kandidat tidak bisa menyamaratakan model sosialisasi politik di Garut, ada yang perlu melalui proses tatap muka, media massa, media sosial, karena pemilih sendiri sangat dinamis, sekarang masyarakat pasisian ada yang bisa terpengaruh dengan bertemu, di masyarakat bawah, menengah atau atas, kalangan dewasa juga orang tua kan kadang masih ada yang pakai media konvensional meski sebagian ada yang melalui media baru, anak muda pun demikian ada melalui media konvensional, media baru atau tatap muka. Jadi masing-masing upaya perlu dilakukan untuk mengeruk setiap segmentasi pemilih karena tidak ada saluran yang dominan,” ujarnya. (*)