Sekda Herman Suryatman: Tanggulangi Bencana dengan Pendekatan “Super Team”

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman memimpin apel pagi di kantor Badan Penanggulangan Benca
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman memimpin apel pagi di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Kota Bandung, Selasa (2/7/2024).((Foto: Biro Adpim Jabar)
0 Komentar

KOTA BANDUNG – Dalam mencegah sekaligus menangani bencana di Jawa Barat diperlukan manajemen penanggulangan yang tepat dengan pendekatan super team.

Langkah-langkah kolaboratif bersama kabupaten/kota penting dilakukan sehingga Jabar tangguh dan siap bila sewaktu- waktu bencana menerpa.

Hal itu dikemukakan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman usai apel pagi di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Kota Bandung, Selasa (2/7/2024).

Baca Juga:Raperda Kepariwisataan Disahkan Jadi PerdaPemdaprov Jabar Dorong Pembukaan Kembali Exit KM 149 dan GT KM 151 Tol Padaleunyi

“Perlu dibangun kerja sama, gotong royong, bahu-membahu bersama BPBD di kabupaten/kota, relawan, semua komponen dan entitas di daerah saat ini dalam penanggulangan bencana dengan pendekatan super team,” tutur Herman.

“Insyaallah, BPBD Provinsi Jawa Barat menjadi dinamisator, stimulator, dan katalisator dalam penanggulangan bencana,” ujarnya.

Herman juga mendorong hadirnya desa -desa di Jabar yang tangguh terhadap kebencanaan. 

Dengan masyarakat yang sadar terhadap kebencanaan dan potensi bencana di lingkungannya, maka kewaspadaan itu diharapkan dapat meminimalkan korban maupun kerugian.

“Sehingga manajemen penanggulangan bencana di Jabar bisa optimal. Sebaik-baiknya cara adalah pencegahan. Oleh karena itu BPBD Jabar akan memberikan fokus terkait pentingnya pencegahan bencana,” kata Herman.

“Kami juga bersama dengan BPBD kabupaten kota mendorong agar desa tangguh bencana bisa optimal,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama Herman menyampaikan pula falsafah Sunda Tritangtu sebagai kearifan tradisional dalam penataan ruang di tatar Sunda, yang tercermin dalam ungkapan  gawir awian (tebing tanami bambu), leuweung kaian (hutan tanami kayu), lebak sawahan (lembah jadikan sawah), legok balongan (ceruk jadikan kolam ikan), dan darat kebonan (tanah datar jadikan kebun).

Baca Juga:Tes Kemampuan Prestasi Calon Peserta Didik Tahap II Mulai Digelar Identitas Pelaku Mutilasi di Garut, Begini Kesaksian Tetangganya

“Mudah- mudahan di Jawa Barat tidak ada bencana, kalau pun terjadi kita harus siap menghadapinya, maka kita harus mempunyai kesiapsiagaan dan kewaspadaan,” imbuhnya.

0 Komentar