GARUT – Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia ( KA KAMMI ) Kabupaten Garut Jawa Barat menggelar Halal Bihalal sekaligus kopdar serta silaturahmi sesama kader baik dari kalangan alumni maupun anggota aktif.
Kegiatan tersebut merupakan kopdar kedua dari pertemuan sebelumnya yang digelar saat bulan puasa oleh alumni Kammi di kalangan internal organisasi.
Adapaun tema yang diangkat dalam pertemuan ini cukup unik yakni “Kegagalan Tranformasi Gerakan Kammi”.
Baca Juga:Pak Uu: Dengan Merdeka Belajar, Insan Pendidikan Jadi Bebas BerkreasiAnies Baswedan Kunjungi Garut, Begini Saran Anies untuk Industri Dodol dan Ternak Domba Garut
Tema yang lebih fokus membahas tentang evaluasi pola pergerakan kammi tersebut menghadirkan tokoh muda Garut sebagai pembicara dari kalangan internal KA KAMMI seperti Dr (can) Hendro Sugiarto,SE,M.MKT mantan ketua Kammi Garut sekaligus penggiat UMKM, Fatahilah,S.Pd Tokoh Muda Garut selatan, Zezen Zaelani,S.T dari kalangan profesional, ibnu the Jenggot seniman nasyid reffer,Eidi Rasmawardi Penggiat Aktivis Anti Aids dan masih banyak kalangan muda lainnya.
Ibnu The Jenggot dari keluarga alumni kami menuturkan kegiatan kopdar ini dilakukan dengan tujuan utama sebagai upaya membangun silaturahmi seluruh komponen kammi dari semua lapisan baik itu yang masih menjadi anggota aktif hingga alumni.
“Kita ingin agenda seperti ini selalu dipupuk dan kembangkan agar silaturahmi sesama anggota kammi dari semua jenjang angkatan tidak pernah terputus guna mengakomodir seluruh energi positif untuk kemaslahatan orang banyak,” ujarnya.
Selanjutnya Hendro Mengatakan terkait tema yang diangkat mengenai kegagalan Tranformasi memang sengaja dirancang untuk melakukan otokritik terhadap sepak terjang Kammi yang sudah berada di usia 20 tahun dalam melanjutkan ide-ide besar yang menjadi tujuan gerakan Kammi ke ranah publik. Dengan menjadikan alumni kammi sebagai tolak ukur terutama dalam hal penempatan posisi strategis di seluruh bidang sebagai sarana kontribusi untuk masyarakat. Sebab apabila tidak dimulai dengan otokritik diri sendiri kita harus memulai dari mana dalam merefleksikan ini semua.
Senada dengan Hendro, ketua penyelenggara Ismal Maulan juga menuturkan kegiatan yang bernuansa evaluasi seperti ini perlu dilakukan agar dapat mengukur sejauh mana tingkat keberhasilan dalam membangun gerakan.