RADAR GARUT – Dalam kepercayaan dan mitologi Indonesia, terdapat kepercayaan bahwa membunuh cicak dapat membawa malapetaka atau nasib buruk kepada orang yang melakukannya.
Hal ini karena cicak dianggap sebagai makhluk yang membawa keberuntungan dan keselamatan. Selain itu, secara ilmiah, cicak juga memiliki peran yang penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Cicak adalah predator alami dari serangga-serangga yang dianggap sebagai hama tanaman, sehingga keberadaannya dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan meminimalisir kerusakan tanaman.
Baca Juga:Sunnah Setelah Melakukan Sholat Idhul FitriHukum Tidak Mendengarkan Ceramah Sertelah Melakukan Sholat Idhul Fitri
Oleh karena itu, disarankan untuk tidak membunuh cicak secara sembarangan dan membiarkannya hidup dalam lingkungan alaminya. Jika cicak terlihat di dalam rumah, Anda dapat menangkapnya dengan perangkap dan melepaskannya kembali ke lingkungan alaminya.
Dalam konteks hukum di Indonesia, tidak ada aturan yang secara khusus mengatur mengenai membunuh cicak.
Namun, tindakan membunuh cicak bisa dianggap sebagai tindakan yang merugikan lingkungan dan ekosistem, sehingga dapat melanggar Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Selain itu, jika tindakan membunuh cicak dilakukan di dalam suatu properti atau bangunan, seperti di dalam rumah, maka tindakan tersebut bisa dianggap sebagai pelanggaran terhadap hak atas properti atau bangunan tersebut.
Oleh karena itu, sebaiknya kita selalu mempertimbangkan dampak lingkungan dan ekosistem sebelum melakukan tindakan apapun terhadap makhluk hidup, termasuk cicak.
Jika cicak mengganggu kegiatan sehari-hari, sebaiknya kita mencari cara-cara yang lebih manusiawi untuk mengatasinya, misalnya dengan cara menangkap dan memindahkan cicak ke tempat yang lebih sesuai.
Dalam ajaran Islam, setiap makhluk hidup termasuk cicak, dianggap memiliki nilai dan hak yang sama untuk hidup, kecuali dalam keadaan darurat seperti untuk mempertahankan diri atau keselamatan orang lain.