Lebih jauh Jiden menjelaskan, jenis plastik yang diolah menjadi bahan bakar ini adalah plastik lembut dengan berbagai jenisnya. Terutama plastik yang pada dasarnya tidak ada nilai ekonomisnya. Plastik itu tidak laku dijual ke pemulung. Namun ternyata plastik itu bisa diolah menjadi bahan bakar.
Adapun untuk plastik yang keras seperti bekas paralon, sejauh ini dia belum mengolah plastik tersebut. Walaupun pada dasarnya semua jenis plastik bisa diolah menjadi bahan bakar.
Hampir Tidak ada yang Terbuang
Jiden menjelaskan, dari pengolahan plastik ini, hampir tidak ada yang terbuang. Bahkan residu atau sisa pembakaran sampah plastik ini bisa dimanfaatkan menjadi aspal plastik dan bisa dibuat paving block.
Baca Juga:Pemerintah Jepang Berikan Hibah 7 Mobil untuk GarutImplementasi Prinsip Keberlanjutan Semakin Kuat, MCSI ESG Rating BRI Naik dari BBB Menjadi A
Dengan begitu, sisa pembakaran plastik ini tidak akan mengotori lingkungan setempat, karena residunya pun bernilai ekonomis.
Berapa Banyak Plastik untuk menghasilkan 1 liter bahan bakar?
Jiden menjelaskan, untuk menghasilkan 1 liter bahan bakar setara dengan solar, kurang lebih membutuhkan bahan baku plastik sebanyak 2 kilogram.
Jiden sendiri sekarang ini mempunyai alat dari drum kaleng, dengan kapasitas menampung 15 kilogram plastik. Dan dari 15 kilogram plastik itu menghasilkan kurang lebih 7 sampai 8 liter bahan bakar setara dengan solar.
Namun jika ingin diolah lagi menjadi bahan bakar setara premium, maka harus di-destilasi (disuling) lagi dan akan menghasilkan bahan bakar sebanyak 3 liter.
Bahkan menurut Jiden, bahan bakar ini juga bisa setara dengan pertalite, yaitu dengan menambah kadar oktan dengan campuran tertentu.
Biaya Produksi Untuk Mengolah Sampah Plastik
Untuk mengolah 15 kilogram plastik tersebut, Jiden membutuhkan waktu 4 jam dengan bahan bakar dari oli bekas. Dia membutuhkan setidaknya 4 liter oli bekas untuk mengolah 15 kilogram sampah plastik itu. Dimana harga oli bekas, 1 liternya seharga Rp1.000.