GARUT – Sekelompok warga Kabupaten Garut terlibat perkelahian saat pelaksanaan karnaval hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-77. Aksi perkelahian tersebut sempat terekam kamera milik warga dan viral di media sosial.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, aksi perkelahian tersebut terjadi di Jalan Rancasalak, Kampung CIlageni, Desa Karangtengah, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Aksi perkelahian tersebut diduga berawal dari kesalahpahaman dua orang pemuda asal Desa Karangmulya, Kecamatan Kadungora.
Awalnya, rombongan dari Desa Karangmulya akan melakukan arak-arakan ke Lapangan Jayabakti. Saat itu, salah seorang pemuda yang bernama Ega menegur sambil menggandeng tangan Fahmi yang ia kira temannya yang bernama Aji.
Baca Juga:Musni Umar Minta Harga Pertalite Dinaikkan.Ketua KPK: Perang Total Melawan Korupsi!
Fahmi yang ditegur dan digandeng oleh Ega, diketahui ternyata adalah saudara kembar identik Aji yang saat itu sedang membawa lodong. Oleh Ega, Fahmi diminta untuk membawanya ke depan rombongan.
Sekitar pukul 09.30, Fahmi memberitahukan perlakukan Ega kepada teman-temannya. Teman-teman Fahmi pun kemudian memukul Ega dan kemudian terjadi perkelahian antara dua kampung dari desa yang sama namun beda RW.
Setelah aksi perkelahian itu berhasil diredam, Kepala Desa Karangmulya bersama aparat TNI dan kepolisian dari Polsek Kadungora diketahui langsung melakukan musyawarah untuk menyelesaikan persoalan.
Kepala Desa Karangmulya, Edi Tito dalam video klarifikasi yang diterima, menyebut bahwa kejadian tersebut terjadi diluar dugaan. Namun menurutnya hal tersebut terjadi karena adanya kesalahpahaman antara warganya dari RW 12 dan RW 07.
“Kenyataannya (kejadian perkelahian) tidak begitu heboh seperti yang diviralkan,” sebutnya.
Ia menjelaskan bahwa pelaku perkelahian hanya dua orang dan masih anak-anak, yaitu Ega dan Fahmi. Tidak hanya usianya yang masih anak-anak, namun juga ternyata masih saudara, atau tepatnya dari keturunan yang sama.
“(Jadi) Fahmi punya saudara kembar, (kakaknya) Aji, yang merupakan temannya Ega. (Fahmi yang) digandeng oleh Ega takut ada apa-apa. Diawali dari sana, sebelumnya tidak ada kejadian apa-apa, Fahmi tidak kenal Ega, Ega melihat Fami seolah temannya yang bernama Aji,” jelasnya.
Edi mengklaim bahwa yang terlibat perkelahian hanya dua orang, tidak seperti yang nampak dalam video seakan ada tawuran. Selain kedua orang yang berkelahi itu, menurutnya sisanya adalah yang berusaha memisah, termasuk Ketua RW 07 dan para pemuda.