JAKARTA,– Kurs rupiah 19 Juli 2022 dalam tekanan, menyusul isu soal inflasi tinggi dan resesi global yang mengancam makin terdengar kencang.
Mengutip data Bloomberg, Selasa 19 Juli 2022 pukul 09.15 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan pada level Rp14.993 per dolar AS, melemah 12 poin atau 0,08% apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Senin kemarin 18 Juli 2022 di level Rp14.981 per dolar AS.
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah berhasil ditutup menguat kemarin.
Baca Juga:6 Tips Turing Jarak Jauh, Bikin Perjalanan MenyenangkanKecanggihan T50i Golde Eagle, Pesawat Tempur Berjuluk ‘Baby Falcon’ yang Jatuh di Blora
“Tetapi penguatan masih rentan karena isu the Fed ditambah isu inflasi dan resesi,” kata Ariston dalam keterangan tertulis Selasa pagi.
Meski ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS bulan Juli 2022 kini lebih condong di level 75 basis poin, lebih rendah dibandingkan akhir pekan lalu di 100 basis poin, namun angka tersebut tetap saja tinggi.
Apalagi bila BI di pekan ini masih mempertahankan tingkat suku bunga acuannya, aset dolar AS makin menarik di mata investor dibandingkan rupiah.
“Rupiah bisa tambah tertekan,” ungkap Ariston.
Sementara, isu inflasi dan resesi global yang masih bertahan karena harga energi dan pangan yang masih tinggi, juga masih menjadi penekan rupiah.
Kemarin harga minyak mentah kembali mengalami kenaikan sekitar 5 persen.
“Selama perang masih berlangsung yang melibatkan sanksi AS dan Eropa kepada Rusia, inflasi masih akan menjadi momok,” ujar Ariston.
Di sisi lain, sentimen positif terhadap aset berisiko yang mulai tumbuh sejak akhir pekan mungkin bisa menahan pelemahan rupiah.
Pagi ini terlihat sebagian indeks saham Asia menguat.
“Rupiah mungkin bisa berbalik melemah hari ini dengan potensi ke kisaran Rp15.020 per dolar AS dan support di kisaran Rp14.950 per dolar AS,” pungkas Ariston.(Fin)