JAKARTA,- Kapolri mengerahkan empat Komisaris Jenderal (Komjen) untuk mengusut kasus tewasnya Brigadir J. Hal tersebut turut direspon dari Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi)
Seperti yang dikabarkan, telah terjadi aksi baku tembak sesama polisi yakni Bharada E yang menewaskan Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Lemkapi menyebut Kapolri yang mengerahkan empat komjen untuk mengusut kasus baku tembak sesama polisi merupakan sejarah baru.
Baca Juga:Chusnul Chotimah: Islamophobia Adalah Politik Identitas TerbaruResmi! Robert Lewandowski Dikenalkan Barcelona
Selain itu, Lemkapi pun menilai jika Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo yang mengerahkan empat komjen sekaligus merupakan langkah serius dan tidak main main.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Eksekutif Lemkapi, Edi Saputra Hasibuan.
“Kapolri berani membentuk tim khusus yang diketuai Wakapolri. Baru kali ini ada seperti ini, baru kali ini dalam sejarah Polri. Hampir 30 tahun saya mengamati kinerja Polri,” ucapnya Edi dilansir FIN.co.id dari lama kepolisian pada Senin (18/7/2022).
Edi menyebutkan, jika langkah Kapolri tersebut telah menorehkan sejarah baru dalam sisi kepimpinan Polri. Umumnya, kasus pidana yang menjadi sorotan publik dipimpin seorang Kabareskrim.
“Ini sejarah, Kapolri membentuk tim khusus yang dipimpin Wakapolri. Biasanya kan paling-paling Kabareskrim. Kalau Kabareskrim mah sudah biasa orang memang kerjaannya. Dan ini kita lihat ada empat komjen ada di sini,” jelas Edi.
“Artinya ini semacam atensi sangat penting buat Kapolri, tidak main-main ya,” sambungnya.
Edi menambahkan, Polri perlu menuntaskan kasus tersebut dengan segera untuk memulihkan kepercayaan masyarakat kepada Polri.
Baca Juga:Sinopsis Film Ivanna, Spin-Off Danur tentang Teror Berdarah Hantu BelandaIndonesia Raih 3 Gelar di Singapore Open 2022
“Yang perlu dijaga Polri saat ini adalah trust (kepercayaan) masyarakat. Ada keraguan terhadap Polri, maka Polri harus melakukan sesuatu untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri,” tandasnya.
Sebelumnya, Penembakan terjadi antara Nopryansah Yosua Hutabarat (Brigadie J), ajudan drive caraka (ADV) istri Kadiv Propam Polri, dan Bharada E, ADV Kadiv Propam Polri. Kejadian tersebut mengakibatkan Brigpol Nopryansah tewas tertembak dengan tujuh lubang peluru di tubuhnya.
Adapun peristiwa itu dilatarbelakangi oleh pelecehan dan penodongan pistol yang dialami oleh istri Kadiv Propam Polri, Putri Ferdy Sambo.