NEW YORK – Elon Musk memperingatkan manajemen Twitter untuk segera menyerahkan data terbaru terkait pengguna akun bodong alias palsu yang selama ini beredar dan masih aktif.
Jika permintaannya ini tidak dituruti, pria yang memiliki kekayaan 218,1 miliar USD itu tidak akan membeli saham Twitter secara penuh seperti yang dijanjikannya.
Ya, Elon Musk akan meninggalkan tawarannya senilai US$44 miliar (S$60 miliar) untuk mengakuisisi Twitter Inc jika jaringan media sosial itu gagal memberikan data tentang spam dan akun palsu yang selama ini beredar.
Baca Juga:Serangan Udara Rusia Masuk ke Jantung Ibu Kota UkrainaDeddy Corbuzier Menikah dengan Sabrina Chairunnisa
Miliarder itu pun mengulangi permintaannya berulang kali dalam suratnya. Twitter diharapkan mampu memberikan data seutuhnya tentang akun bot yang selama ini diketahui Twitter.
Menghentikan merger dengan Twitter adalah jalan terbaik bagi Elon Musk jika perusahaan itu tidak jujur dalam berbisnis.
Ketidakjujuran itu merupakan pelanggaran material yang jelas-jelas akan merusak citra perusahaan. Elon Musk menginginkan verifikasi data pemilik akun benar-benar absolut tidak seenakannya digunakan.
Karena Twitter tidak hanya sebatas perusahaan platform digital yang menawarkan informasi, hiburan, yang dan hal-hal yang menyangkut edukasi publik.
Ternyata permintaan Elon Musk ini berimbas terhadap saham Twitter. Hingga Senin 6 Jun 2022 turun 5,5 persen menjadi 38,13 dolar AS.
Elon Musk menawarkan sebesar 54,20 dolar AS per saham, menunjukkan bahwa investor tidak mengharapkan kesepakatan akan ditutup pada harga yang disepakati.
Sayangnya Twitter tidak segera menanggapi permintaan komentar dari penjelasan Elon Musk tersebut.
Baca Juga:Reses di Desa Sukamaju Cilawu, Yudha Serap Aspirasi WargaJelang Porprov 2022, Kadispora Garut: Seluruh Atlet Sudah Mempersiapkan Diri
Ini adalah pertama kalinya Elon Musk mengancam akan meninggalkan kesepakatan secara tertulis dan akan menyampaikannya di platform media sosial Twitter.
“Musk percaya Twitter secara transparan menolak untuk mematuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian merger, yang menyebabkan kecurigaan lebih lanjut bahwa perusahaan menahan data yang diminta,” menurut surat itu.
Twitter sebelumnya meremehkan peringatan Musk dengan alasan data akan membantunya mempersiapkan kepemilikannya atas Twitter dan itu tidak mengurangi dari negosiasi.
Sebelumnya pada bulan Mei, Musk mengatakan dia akan menunda kesepakatan itu sementara dengan pihak Twitter. Dengan alasan menunggu perusahaan media sosial itu memberikan data tentang proporsi akun palsunya.