GARUT – Kolonel Inf Priyanto, Koptu Dwi Andreas dan Kopda Ahmad Sholeh punya peran berbeda dalam kecelakaan di Nagreg, Kabupaten Bandung.
Hal itu, terungkap dari keterangan Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Danpuspom AD), Letjen TNI Chandra W Sukotjo.
Menurut dia, saat kecelakaan terjadi, mobil Isuzu Panther dengan plat nomor B 300 Q disopiri oleh Koptu Dwi Andreas.
Baca Juga:Camat Pasirwangi Tegaskan Tempat Wisata Darajat Jauh dari Lokasi LongsorKehilangan Teman
Sementara Kolonel Inf Priyanto dan Kopda Ahmad Sholeh duduk di kursi penumpang.
Hanya saja, pihaknya belum bersedia mengungkap motif dari para tersangka melakukan pembuangan jenazah ke sungai. Bukannya melakukan pertolongan pertama.
“Motif belum bisa kita ungkapkan, karena masih dalam penyelidikan. Kita target, minggu depan persidangan militer,” kata Danpusmad di Kabupaten Garut.
Dalam kesempatan itu, dia hanya menegaskan bahwa mobil yang dipakai bukan kendaraan dinas. Melainkan milik pribadi.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi terkait dengan motif para pelaku memilih membawa kabur korban sampai ke Kabupaten Cilacap, lantas dibuang di Sungai Serayu.
Sementara itu, dalam kesempatan berbeda, Koptu Andreas Dwi mengungkap fata versi dirinya.
Bahkan saat kejadian, tabrakan bukan antara mobil Isuzu Panther dengan sepeda motor.
Baca Juga:6 Orang Pengeroyokan Wasit jadi TersangkaKenalan di Facebook, Diajak Nginap 3 Hari, Digituin 8 Kali
Masih Hidup saat Dibuang ke Sungai
Melainkan kendaraan sepeda motor dengan truk yang melaju searah. Namun karena kencangnya benturan, kedua sejoli itu terjatuh dan masuk ke kolong mobil yang dia kemudikan.
Lantaran kejadian itu, dia menghentikan kendaraan dan mencoba melakukan pertolongan.
Karenanya, jenazah Salsabila yang diduga sudah meninggal dunia di lokasi kejadian dimasukan ke dalam mobil.
Begitu juga, korban Handi Saputra yang berdasarkan pemeriksaan forensik terbukti masih hidup setelah kecelakaan terjadi.
“Letkol Infanteri Priyanto meminta saya dan Koptu Ahmad Sholeh memasukan korban ke mobil, karena di lokasi tidak ada yang membantu,” kata Kopda Andreas dalam pengakuannya.
Kemudian, Kopda Andreas melajukan kendaraan itu ke arah Limbangan dan menyarankan agar segera ke rumah sakit.
Namun, saran itu ditolak oleh Kolonel Priyanto dan tetap meminta agar melanjutkan perjalanan ke Jogjakarta.
Bahkan, Kolonel Priyanto mengambil alih kemudi dan melanjutkan perjalanan.