Di sini, permintaan baru, output, dan pembelian naik pada tingkat yang belum pernah terjadi selama 10 tahun sejarah survei, sementara ketenagakerjaan kembali bertumbuh setelah 14 bulan untuk memenuhi kebutuhan kapasitas operasional yang meningkat. PMI Manufaktur Indonesia pada posisi Mei 2021 ini merupakan yang tertinggi sejak survei pertama kali dilakukan pada April 2011.
“Peningkatan PMI Manufaktur Indonesia menunjukkan bahwa sektor industri mulai bangkit, dan ini makin menambah optimisme dan keyakinan akan kenaikan pertumbuhan ekonomi di Triwulan II-2021,” ujar Menko Airlangga.
Kalau dilihat dari jenis industrinya, Industri Pengolahan masih akan berperan penting dan mendominasi perekonomian Indonesia. Dalam struktur PDB Indonesia berdasarkan lapangan usaha, pada Kuartal I-2021, Industri Pengolahan berkontribusi sebesar 19,84%. Dari keseluruhan subsektor industri, yang mempunyai kontribusi terbesar terhadap PDB Industri Pengolahan Non-Migas adalah subsektor Industri Makanan dan Minuman (37,98%), diikuti subsektor Industri Kimia, Farmasi, dan Obat (11,23%).
Baca Juga:Wakil Rakyat Fraksi PDI Perjuangan, Yudha Kembali Bantu Pembangunan Beronjong dan Pengerukan Sungai Cimaragas, Sekaligus Peringati Hari Lingkungan Hidup SeduniaGuru Honorer Pertanyakan Minimnya Kuota PPPK Formasi Guru, Pemkab : Masalah Anggaran Jadi Alasan
Di sisi lain, peningkatan impor barang modal sebesar 11,55% (yoy) dan bahan baku/penolong sebesar 33,24% (yoy) di April 2021 pun ikut berkontribusi terhadap peningkatan aktivitas manufaktur Indonesia. Kondisi input produksi dan permintaan global yang terus membaik akan memberikan peluang terhadap prospek kinerja ekspor Indonesia ke depannya.
Perbaikan Indikator Ekonomi Lainnya
Peningkatan indikator ekonomi dari sisi inflasi dan aktivitas manufaktur tersebut juga memberi sinyalemen positif di pasar modal pada awal Juni ini. Per 2 Juni 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sebesar 1,41% (dtd) ke level di atas 6.000, yakni tepatnya di level 6.031,58. Sentimen positif ini juga membuat nilai tukar rupiah tetap bertahan di level Rp14.280/USD.
Kemudian, stimulus sektor otomotif yang diberikan sejak Maret 2021 juga berhasil mendongkrak penjualan mobil sebesar 227,5% (yoy) di April 2021. Sejalan dengan itu, penjualan motor turut mengalami peningkatan sebesar 282% (yoy) di bulan yang sama.
Sinyal penguatan daya beli masyarakat juga tercermin dari pertumbuhan signifikan pada peredaran uang kartal serta uang beredar M1 dan M2. Menjelang lebaran, uang kartal meningkat pesat sebesar 15,32% (yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 11,3%. Sementara, uang beredar M1 meningkat 17,4% (yoy) pada April 2021 jika dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 8,4%, dan M2 meningkat 11,5% (yoy) pada April 2021 daripada periode sama tahun lalu sebesar 8,6%.