JAKARTA – Korban jiwa pasca bencana banjir hingga tanah longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT), terus bertambah. Update terbaru jumlahnya mencapai 84 orang. Selain itu, ada kendala untuk mengirimkan alat berat guna membantu proses evakuasi. Yakni sulitnya mencari alat transportasi laut.
“Total seluruhnya korban meninggal dunia 84 jiwa. Sedangkan yang saat ini dalam proses pencarian 71 orang,” ujar Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi dalam jumpa pers virtual, Senin (5/4).
Menurutnya, hampir seluruh kabupaten di NTT mengalami dampak bencana banjir dan longsor. Data yang dikumpulkan sebanyak 49 yang meninggal. Kemudian, 23 dalam pencarian. Untuk Lembata 20 orang dilaporkan meninggal dan 40 dalam pencarian. Sedangkan di Alor 13 dalam pencarian. Sementara di Ende sebanyak 2 orang meninggal.
Baca Juga:Santunan Rp1,140 Miliar untuk Korban Banjir Bandang NTTDikunjungi Anggota DPRD Garut, Lansia Miskin di Bayongbong Belum Dapat Bansos Pemerintah, Begini Penjelasan Dinsos
Kendala di lapangan juga disampaikan dalam rapat tersebut. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo mengatakan pihaknya akan mencari solusi agar alat berat bisa sampai ke lokasi bencana.
“Sebenarnya ada 8 unit eskavator yang sudah siap dikirim ke Lembata dan Adonara. Ada juga 6 unit dump truk. Tetapi, transport lautnya masih terkendala. Kami mengajak siapa pun yang memiliki transportasi laut bisa tawarkan ke BNPB untuk bisa membantu,” jelas Doni.
Seperti diketahui, bencana alam terjadi sejumlah wilayah di NTT. Ini dipicu cuaca ekstrem. Yang pertama banjir bandang terjadi di Kabupaten Flores Timur pada Minggu (4/4). Selain itu, Kabupaten Lembata juga mengalami bencana serupa. Banjir lahar dingin dari Gunung Ile Lewotolok menerjang sejumlah wilayah tersebut. (rh/fin)