”Ini capaian luar biasa. pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang sekarang jauh lebih efektif, efisien dan insya Allah akan lebih bersih dan akuntabel serta memiliki pelayanan publik berkualitas,” ujarnya.
Dikatakan Sekda, satu hal yang tak kalah penting dilakukan bersama ASN Pemerintah Kabupaten Sumedang adalah melakukan disruptive village reform’ dengan meluncurkan kebijakan SAKIP Desa.
”Berdasarkan hasil analisis kami, dengan diterapkannya SAKIP Desa, ada potensi efisiensi sampai 15 persen. Dana Desa di Sumedang mencapai Rp 300 miliar lebih, dengan menerapkan SAKIP Desa kami proyeksikan efisiensinya bisa mencapai angka Rp 40 miliar lebih,” tuturnya.
Baca Juga:Kesulitan Mendapatkan BPJS , Juhara Warga Garut Kakinya Mengalami Pembusukan dan Tinggal Seorang DiriJalan Raya Bayongbong Perlu Perbaikan, Banyak Lubang dan Gelombang
Lebih jauh, kata Sekda, jika suatu ketika kebijakan SAKIP Desa ini direplikasi di Jawa Barat maupun di Indonesia, maka anggaran untuk dana desa se-Indonesia yang menembus Rp 72 triliun bisa dihemat kurang lebih 15 persen atau potensi efisiensi uang negaranya sampai Rp 10 triliun lebih.
”Saya kira itu sumbangsing sederhana kami untuk Sumedang. Mudah-mudahan menginspirasi Jawa Barat dan Indonesia. Saat ini SAKIP Desa sudah didigitalisasi menjadi e-SAKIP Desa. Elektronik SAKIP Desa dan Super Aplikasi e-Office bisa direplikasi dengan mudah karena Pak Bupati Sumedang siap menghibahkannya kepada seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia,” pungkasnya.
Harapan Bupati SumedangSementara itu, Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir merasa bersyukur karena salah satu ASN terbaik di Kabupaten Sumedang berhasil masuk dalam TOP 3 Kategori PPT Teladan dalam ajang Anugrah ASN Award 2020.
Dia pun berharap agar prestasi tersebut dapat memotivasi dan menginspirasi ASN lainnya di Sumedang untuk bekerja dengan cerdas, ikhlas dan lebih keras lagi sehingga dapat membuahkan hasil yang optimal. (rls/JE)