Selain itu, diplomasi ekonomi dengan AS harus tetap ditingkatkan meskipun Indonesia telah mendapatkan surplus dari perdagangan dengan AS. Hal ini didasarkan, pasar AS tetap menjadi yang terbesar di dunia. Dan AS tetap melihat Indonesia terutama dari sektor migas.
Untuk sektor lingkungan, Arry memprediksi, Indonesia harus berhati-hati dalam melakukan perdagangan kelapa sawit. Sebab komitmen Biden yang akan membawa AS kembali masuk ke sejumlah isu global akan cenderung mengikuti Uni Eropa dalam melarang perdagangan yang berbau “merusak lingkungan”, seperti deforestasi, kebakaran hutan, hingga pembalakan liar.
Sedangkan di sektor pendidikan, Indonesia punya peluang kerja sama dalam pemberian beasiswa serta pengembangan riset dan teknologi. Peluang ini, didasarkan atas kebijakan imigrasi yang terbuka dan pemberian kesempatan bagi tenaga ahli dari seluruh dunia untuk mengembangkan bakatnya di AS.
Baca Juga:Ciamis Masih Pertahankan Tradisi Upacara NyangkuSyekh Ali Jaber Beri Hadiah ke Akbar, Remaja Pemulung Asal Garut yang Gemar Baca Al Qu’ran
Untuk sektor kesehatan, Indonesia punya peluang kerja sama dengan AS. Salah satunya adalah penanggulangan COVID-19.
“Indonesia punya peluang untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan dan vaksinasi secara bersama-sama dengan AS,” katanya.
Senada, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno juga menilai Indonesia sangat dibutuhkan AS, tak terkecuali menciptakan komunikasi politik dengan umat Islam.
“Tentu Amerika punya kepentingan dengan Indonesia ini (sebagai) partner strategis, terutama dengan isu-isu demokratisasi dengan Islam,” katanya.
Sebab, Indonesia dikenal sebagai laboratorium politik yang mampu menyatukan keberagaman. Umat Islam sebagai mayoritas, tetapi proses demokrasinya tumbuh dan berkembang baik.
“Banyak negara-negara yang multietnis, multiagama hancur berantakan, luluh lantak. Karena tidak bisa mengelola keberagaman,” ujarnya.
Karenanya, AS diyakini sangat membutuhkan Indonesia untuk menjaga keharmonisan dengan umat muslim. Terlebih Biden juga dianggap punya keberpihakan dengan umat Islam.
Baca Juga:Arab Saudi Hapus Sistem KafalahDubes Prancis Klarifikasi
“Sebab dalam pidato kampanyenya beberapa kali Biden mengutip hadis Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.
Dikatakannya, Indonesia dapat membawa isu keberagaman untuk menjadi bagian penting membangun hubungan diplomatik dengan AS. Pluralisme itu sebagai pondasi kuat dalam membangun politik yang kokoh.
“Demokrasi dengan Islam di Indonesia itu bisa seiring, sejalan membangun peradaban. Saya kira di situ kepentingan Amerika dengan Indonesia. Tentu di bidang lain seperti bidang hukum, politik, ekonomi, dan lain-lain,” tegasnya.