Selain itu, kata Retno, Indonesia dan Amerika juga berkomitmen untuk memajukan kerja sama Indo-Pasifik yang terbuka, inklusif, transparan, dan berdasarkan aturan yang telah disepakati.
“Kami juga sepakat untuk memperkuat kerja sama ekonomi, khususnya untuk memperkuat rantai pasokan global dan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19,” katanya.
“Dan juga pentingnya fasilitas GSP(Generalized System of Preferences) yang tidak hanya menguntungkan bagi Indonesia, tapi juga untuk kalangan bisnis di Amerika,” imbuhnya.
Baca Juga:Dua Rumah Jebol Dihantam Batu BesarPenjaga Toilet SPBU Dipecat Gara-gara Berlaku Cabul Terhadap IRT
Retno juga mendorong, para pengusaha Amerika untuk lebih banyak berinvestasi di Indonesia, terutama bagi proyek-proyek di pulau terluar, seperti Kepulauan Natuna.
Dapat diketahui perairan Natuna di Kepulauan Riau, yang merupakan bagian Laut China Selatan, kerap diklaim China sebagai wilayahnya berdasarkan sembilan-garis-putus atau nine dash line.
Laut Natuna Utara dan Laut Natuna adalah perairan yang mengelilingi Kepulauan Natuna di Provinsi Kepulauan Riau.
Natuna berada di jalur pelayaran internasional Hong Kong, Jepang, Korea Seatan dan Taiwan.
Kabupaten Natuna memiliki cadangan minyak sebesar 1,4 miliar barel dan cadangan gas bumi sebesar 112,3 miliar barel. (der/fin)