GARUT– Education Specialist Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mencatat, sebanyak 175 juta anak usia dini di ranah global tidak memiliki akses ke layanan pendidikan anak usia dini (PAUD).
UNICEF Indonesia, Nugroho Indera W mengatakan, bahwa jumlah anak usia dini yang sulit mendapatkan akses ke layanan PAUD tersebut setara setengah dari jumlah populasi anak usia pra sekolah.
“Masalah ini terjadi sebelum adanya pandemi covid-19,” kata Nugroho pada kegiatan peluncuran analisis perkembangan anak usia dini Indonesia 2018 secara virtual, Selasa (20/10).
Baca Juga:Penghasilan Ayu Ting Ting Sebulan Rp1 MKuota Umroh Ditambah Jadi 75 Persen
Menurut Nugroho, pandemi di berbagai negara telah memperburuk atau meningkatkan krisis bagi anak-anak yang tidak bisa mengakses PAUD. Terlebih lagi, kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap hasil pencapaian perkembangan anak yang meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik, hingga sosial spiritual moral.
“Covid-19 telah menyebabkan krisis akut pada pengasuhan dan pembelajaran yang berdampak pada hasil capaian perkembangan anak. Dengan begitu, diperlukan upaya secara sistematis memonitor dan melakukan intervensi yang berbasis bukti atau data,” ujarnya.
Nugroho menjelaskan, pengukuran perkembangan anak dapat meningkatkan kesempatan anak usia dini untuk tumbuh kembang secara optimal. Artinya, hal tersebut dapat menjadi sebuah acuan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait sumber daya manusia khususnya anak usia dini.
“Sifat perkembangan anak usia dini, kata Nugroho, adalah multidimensional. Sebab, pada prosesnya tidak hanya mengukur aspek kognitif namun juga fisik, motorik kasar maupun motorik halus dan lain sebagainya,” terangnya.
Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan (PMMK) Kementerian PPN/Bappenas Subandi Sardjoko mengatakan, bahwa berbicara masalah PAUD artinya upaya memenuhi kebutuhan esensial bagi anak.
Pertama, pengasuhan yang baik. Anak yang tumbuh dengan sehat dan memiliki kecerdasan intelektual bagus dipengaruhi pola asuh yang baik saat dia kecil bahkan dari dalam kandungan.
Yang kedua, ialah masalah kesehatan dan gizi. Setiap orang tua juga harus paham mengenai dua hal poin tersebut agar tumbuh kembang anak berjalan dengan optimal.
Baca Juga:PH Mantan Kadispora Garut Bantah Kliennya Dituntut Seumur HidupPasca Ambruk, Paviliun Hasan Sobari RSUD Ciamis Dijadikan Ruang Isolasi Covid-19
“Kebutuhan esensial lainnya ialah perlindungan bagi anak dari kekerasan,” kata Subandi.
Sementara itu, Direktur Agama, Pendidikan dan Kebudayaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Amich Alhumami menambahkan, bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) harus mencakup seluruh dimensi secara lengkap yang meliputi fisik, kognitif, afektif hingga sosial spiritual moral.