Berdasarkan Permendesa PDTT Nomor 2 Tahun 2016 tentang IDM, terdapat ratusan indikator yang menentukan status desa.
Mulai dari dimensi pelayanan, dimensi kesehatan, akses pendidikan dasar, sampai keterbukaan wilayah terhadap lingkungan ekonomi.
Maka, peningkatkan status desa di Jabar koheren dengan peningkatan indikator IDM.
Baca Juga:Rasa Haus yang Tak Wajar, Perlu DiwaspadaiPasal-pasal Kontroversial RUU KUHP
Peningkatan indikator IDM tidak lepas dari inovasi Jabar bernama Desa Juara. Desa Juara memiliki tiga pilar, yakni digitalisasi layanan desa, One Village One Company (OVOC), dan Gerakan Membangun Desa (Gerbang Desa).
Dari tiga pilar tersebut turun sederet program, seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Jembatan Gantung Desa (Jantung Desa), Jalan Mulus Desa, Sapa Warga, dan banyak program lainnya.
Program-program itu dirancang salah satunya untuk memangkas ketimpangan gap kemiskinan dan digitalisasi pedesaan dengan perkotaan.
Pada 2019, Pemerintah Provinsi Jabar sudah membangun 22 Jantung Desa yang tersebar di beberapa kabupaten. Jantung Desa dibangun untuk mempermudah akses sekolah dan memperbaiki konektivitas antar desa.
Tahun ini awalnya direncanakan 89 jembatan serupa dibangun. Namun akibat refocusing anggaran untuk penanggulangan Covid-19, tahun ini baru dibuatkan Detail Engineering Design dulu.
Di sektor perikanan, 1.039 kolam yang menggunakan teknologi smart auto feeder. Lewat teknologi itu, memberi pakan ikan bisa menggunakan gawai.
Dampaknya, panen naik dari dua menjadi empat kali dalam setahun. Persentase pendapatan melonjak sekira 30 sampai 100 persen.
Baca Juga:Garut Viral Lagi oleh Aksi Orang Tak Dikenal Cabut Bendera, Siapakah Mereka?PJJ RCTV PJOK Kelas 4 SD, Permainan Bola Kecil Rounders
“Kami intens mendorong desa untuk bisa mandiri dan terus berinovasi. Apalagi di tengah pandemi sekarang ini, perlu dorongan semangat dan gotong royong agar desa bisa maju dan menjawab tantangan zaman,” pungkasnya. (bbs/drx)