“Saya mengapresiasi Gubernur Jawa Barat dan seluruh masyarakat Jawa Barat bahwa walaupun penduduknya banyak dan terbesar di Indonesia, tapi jumlah (penduduk) yang terkena COVID-19 tidak berbanding lurus dengan jumlah penduduk,” ujar pria yang akrab disapa JK itu.
Menurut JK COVID-19 memiliki daya rusak yang tinggi dan cepat. Hal itu bisa terlihat dari daya penularannya, sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan yang cepat pula.
“Daya rusak virus ini tinggi sekali. Lima sampai enam persen yang terkena di seluruh dunia meninggal. Maka penyelesaiannya siapa yang lebih cepat maka itu yang akan berkurang,” tukasnya.
Baca Juga:Wagub Jabar Dukung Peran Organisasi Keagamaan dalam Kehidupan BernegaraKonser Lelang PWI: Lukisan Ridwan Kamil Dihargai Rp50 Juta
Untuk itu, menurut JK ada tiga hal yang perlu dilakukan untuk mencegah dan menyelesaikan pandemi ini secara cepat. Pertama, dengan cara menghindari serangan COVID-19 melalui 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
“Kedua, karena ini perang jadi yang namanya perang itu mematikan atau dimatikan. Maka harus dilakukan penyemprotan (disinfektan) ini agar virus juga ngga kemana-mana,” katanya. Kemudian ketiga, adalah 3T, yaitu testing, tracing, dan treatment.
JK pun berharap DMI bisa melakukan berbagai upaya edukasi pencegahan COVID-19 kepada masyarakat, juga sterilisasi. “Dewan masjid memandang bahwa kita harus melaksanakan dua hal, menghindari melalui mitigasi kepada jemaah agar menghindar. Kemudian melawan dengan pembersihan masjid melalui disinfektan,” tandasnya.(rls)