RadarPriangan.com, GARUT – Hari terakhir pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kabupaten Garut, pada hari Selasa (19/5/2020), kawasan pusat Kota Garut mirip suasana Car Free Day (CFD).
Misalnya di Jalan Ahmad Yani atau Pengkolan Garut, ribuan orang tumpah ruah ke jalan untuk memburu pakaian lebaran. Mereka seolah tak peduli dengan pandemi korona (covid-19).
Berdasarkan pantauan Selasa siang, ribuan warga turun di jalan tak ubahnya seperti CFD pada hari Minggu yang biasa digelar di sekitar jalan Ahmad Yani. Akses kendaraan memang ditutup, tapi aktivitas warga bebas begitu saja.
Baca Juga:BRI Garut Salurkan Sembako ke Panti Asuhan6 Pasien Positif Covid-19 Garut Sembuh, Bupati Bangga dengan Tim Medis
Selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) malah jadi ‘taman bermain’ bagi warga yang tumpah ke jalan.
Warga memarkir motor berdesakan di perbatasan jalan yang ditutup. Kemudian, mereka ramai-ramai berjalan ke kawasan kota untuk berburu barang yang diinginkan. Maklum lebaran sebentar lagi tiba, banyak warga yang memburu pakaian untuk persiapan lebaran nanti.
Sejumlah pedagang musiman pun membanjiri badan jalan. Di pusat-pusat perbelanjaan, warga menyerbu untuk membeli pakaian baru untuk hari raya Idulfitri. Meski Jalan Ahmad Yani ditutup, sejumlah tukang parkir sudah siap menyiapkan lapak parkir. Warga pun akan merasa aman berbelanja karena kendaraannya ada yang menjaga.
Petugas Satpol PP pun hanya bisa melihat kerumunan warga. Tak ada peringatan yang disampaikan meski terjadi kerumunan warga. “Bentar lagi kan lebaran, jadi cari baju buat anak. Masuk ke toko baju tadi ada pemeriksaan suhu. Tapi tetap di dalamnya ramai. Enggak dibatasi,” ujar Firman (28), warga Karangpawitan, Selasa (19/5/2020).
Firman menilai PSBB di Garut sangat terasa seperti CFD. Petugas hanya berjaga di titik penutupan. Sedangkan warga dibolehkan berkeliaran dan berkerumun di kawasan Pengkolan.
“Unik PSBB di Garut mah. Jadi kayak pemerintah menyediakan lapak untuk jual beli. Sama saja kayak tahun kemarin. Bedanya sekarang jadi CFD karena ga ads mobil masuk,” katanya sambil tertawa.
Hal yang sama diutarakan Rima (28), warga Kecamatan Bayongbong. Ia mengaku terpaksa datang ke Pengkolan karena adiknya ingin membeli pakaian baru. Padahal kawasan Pengkolan sedang dipadati orang jelang Idulfitri. “Tadinya sih malas karena sudah tahu lagi ramai. Cuma adik maksa buat nganter,” ucap Rima.