RadarPriangan.com, GARUT – Sektor industri makanan di Kabupaten Garut juga tak luput terkena imbas dari pandemi covid-19.
Sejumlah pengusaha dodol di Kabupaten Garut mengalami penurunan permintaan sehingga terpaksa produksi pun ditekan.
Penurunan produksi ini terjadi karena tutupnya sejumlah tempat wisata yang selama ini terintegrasi dengan sentra oleh-oleh seperti dodol Garut.
Baca Juga:Hasil Rapid Test, 5 Warga Garut Menunjukkan ReaktifForkopkes Minta Gugus Tugas Penuhi APD Tenaga Medis
Karena itu, untuk mempertahankan usahanya, sejumlah pengusaha dodol Garut mulai melirik pasar online, baik menggunakan media sosial, maupun lainnya.
Salah satunya adalah pelaku usaha dodol terbesar di Kabupaten Garut, Ato Hermanto pemilik merk dagang Dodol Picnic. Saat ini ia mengaku menggejot tim pemasaran dan tim IT setiap harinya.
“ Kita terus memanfaatkan pasar yang masih berpotensi untuk menjual produk dodol, salah satunya pasar berbasis online dan pasar modern. Sekarang kan penjualan di tempat oleh-oleh, baik di Garut maupun tempat wisata lain sangat turun drastis,” ujar Ato, Minggu (3/5/2020).
Dengan mulai merambah pasar online itu, ia menyebut bahwa perusahaannya kini tetap berupaya memproduksi dodol, walau jumlahnya disesuaikan. Hal tersebut diakuinya dilakukan agar tidak ada karyawan yang dirumahkan.
Hingga saat ini sendiri, Ato mengaku bahwa tidak ada satupun karyawan yang di-PHK, namun langkah yang diambilnya adalah mengurangi produksi dan jam kerja.
“Pandemi Covid-19 memang berdampak kurang baik pada sektor perekonomian, termasuk usaha dodol sebagai makanan oleh-oleh khas Garut yang saat ini produksinya menurun sekitar 50 persen,” akunya.
Ato mengungkapkan, biasanya selama Ramadan perusahaannya meningkatkan produksi dodol Garut karena saat liburan Idul Fitri, permintaan pasar lebih tinggi. Namun dengan situasi saat ini ia tidak bisa melakukan hal tersebut. (igo)