GARUT – Sebagai upaya pengarahan mahasiswa melek terhadap budaya Nusantara, Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut lakukan Study Budaya di Saung Angklung Udjo Kota Bandung, Kamis (12/3) lalu.
Agenda ini menjadi rutinitas tahunan FPIK UNIGA yang bekerjasama dengan Saung Angklung Udjo. Disana, mahasiswa diajarkan tentang kesenian bambu terutama Angklung.
Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan Yufi Muhammad Nasrulloh, S.Pd.,M.A, mewakili Dekan FPIK, mengatakan, selain memperkenalkan seni angklung, kegiatan ini juga bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai budaya dan mahasiswa melek dalam pengembangan budaya terutama yang ada di indonesia.
Baca Juga:Mahasiswa Uniga Tembus PON 2020, Atlet Garut Mulai Intensifkan LatihanMitigasi Corona, Yudha Sarankan Pemkab Produksi Handsanitizer Sendiri
“Kami berharap kegiatan ini dapat memotivasi para mahasiswa khususnya bagi Mahasiswa FPIK UNIGA untuk ikut andil dalam pengembangan budaya dalam hal ini budaya seni bambu dan mengkampanyekan nilai-nilai yang ada pada budaya tersebut ” kata H.Yufi.
Sebagai informasi, Saung Angklung Udjo sudah berdiri sejak tahun 1966 dengan pendirinya Bapak Almarhum Udjo Ngalagena. Tempat itu memang diproyeksikan untuk melestarikan budaya angklung sebagai seni dan identitas budaya yang mendunia.
“Kami berharap generasi sekarang dalam hal ini mahasiswa bisa mengembangkan budaya Sunda jangan gengsi. Karena sekarang pun lewat seni bambu bisa dikolaborasikan dengan lagu lagu modern yaitu seni bambu arumba. Asalkan kita siap memainkannya, kita sudah mengembangkannya. Intinya harus tetap semangat” kata Ocha salah satu karyawan.
Dalam kegiatan tersebut diperkenalkan beberapa pertunjukan bambu yaitu, demonstrasi wayang golek, helaran, tari tradisional, angklung mini, arumba, angklung massal nusantara, angklung orkestra, dan yang terakhir pelatihan bermain angklung. (uniga.ac.id)