RADAR GARUT – Inner Child (bahasa Indonesia untuk “anak di dalam”) adalah istilah yang digunakan dalam psikologi dan perkembangan pribadi untuk menggambarkan bagian emosional dan psikologis seseorang yang mewakili masa kecilnya.
Itu berisi semua pengalaman, ingatan, perasaan dan keyakinan yang lahir di masa kanak-kanak.
Inner child dapat membawa pengaruh yang kuat dalam kehidupan seseorang, terutama dalam berpikir, emosi dan pergaulan.
Baca Juga:Cara Cari Lowongan Kerja di OLX, Temukan Pekerjaan Impian AndaSimulasi Cicilan Mobil Mitsubishi Pajero Sport Terbaru 2023
Hal ini juga mencerminkan batin kita, penuh kepolosan, kreativitas, rasa ingin tahu dan kebahagiaan yang sering terkubur atau diabaikan saat kita tumbuh dewasa.
Konsep ini menunjukkan bahwa pengalaman masa kanak-kanak yang traumatis, penolakan, atau kebutuhan yang tidak terpenuhi dapat memengaruhi kehidupan kita sebagai orang dewasa.
Innerchild yang terluka atau terabaikan dapat menjadi penyebab masalah emosional atau perilaku yang dialami di masa dewasa, seperti kurangnya kepercayaan diri, kecemasan, kesulitan hubungan atau manajemen stres yang buruk.
Mengenali dan terhubung dengan inner child Anda yang sehat dan terluka merupakan langkah penting dalam proses penyembuhan dan pertumbuhan pribadi.
Proses ini melibatkan pemberian perhatian, pengakuan, dan cinta pada batin kita yang terluka, memahami dan memvalidasi pengalaman masa kanak-kanak dan memperbaiki hubungan kita dengan diri kita sendiri.
Terapi innerchild sering digunakan untuk membantu orang mengakses dan menyembuhkan bagian dari diri mereka yang sakit.
Meditasi, visualisasi, menulis surat kepada diri Anda di masa lalu atau komunikasi imajiner dengan innerchild Anda dapat memulihkan keseimbangan dan meningkatkan kualitas hidup.
Baca Juga:Rd Holil Aksan Akan Perjuangkan Pemekaran Garut Selatan dan UtaraWakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum Luncurkan Charity Walk & Run
Hal-hal seperti pola asuh, kualitas hubungan dengan orang tua atau wali, peristiwa traumatis atau kejadian penting dalam kehidupan anak dapat mempengaruhi perkembangan batin anak.
2. Trauma dan Penolakan
Trauma atau pengalaman traumatis di masa kanak-kanak, seperti kekerasan, pengabaian, pelecehan fisik, emosional atau seksual, dapat berdampak besar pada batin anak.
Penolakan, pengabaian, atau pemenuhan kebutuhan emosional yang tidak mencukupi juga dapat meninggalkan bekas pada batin anak.