Misalnya, beberapa orang di Meksiko mengkritik Formula E karena dianggap mendukung pemerintah yang kontroversial dan kebijakan ekonomi yang tidak ramah lingkungan.
Meskipun demikian, Formula E terus tumbuh dan berkembang dengan peningkatan popularitas dan perhatian dari publik dan sponsor.
Formula E juga terus berupaya untuk mengatasi beberapa kontroversi yang terkait dengan ajang balap mobil ini.
Baca Juga:Jeep Wrangler Rubicon 4-Door Unlimited, Spesifikasi dan fiturnyaSejarah dan Ciri Khas Baso Aci Khas Garut
Kontroversi Formula E dengan Anies Baswedan bermula dari rencana penyelenggaraan balap mobil Formula E di Jakarta pada tahun 2020.
Rencana ini menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat Indonesia, terutama karena adanya kekhawatiran tentang dampak lingkungan dan sosial ekonomi dari acara tersebut.
Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta saat itu, mendukung rencana tersebut dan menyatakan bahwa Formula E akan membawa manfaat bagi Jakarta, termasuk peningkatan pariwisata dan ekonomi.
Namun, banyak kelompok aktivis lingkungan dan masyarakat lokal yang menentang rencana tersebut karena kekhawatiran tentang dampak lingkungan dan sosial ekonomi yang mungkin terjadi.
Beberapa kelompok aktivis lingkungan juga menuduh bahwa Formula E akan berdampak negatif pada lingkungan.
Karena acara tersebulah yang membutuhkan pembangunan infrastruktur baru, seperti jalan raya dan jaringan listrik, yang dapat merusak lingkungan dan mengancam keberadaan taman kota dan lahan hijau di Jakarta.
Pada akhirnya, rencana penyelenggaraan Formula E di Jakarta dibatalkan karena pandemi COVID-19.
Baca Juga:Bahaya Mengonsumsi Alkohol yang Harus DihindariCara Mendapatkan Filter Cartoonify di TikTok, Ubah Wajah Jadi Menggemaskan
Namun, kontroversi tersebut menunjukkan bahwa rencana pengembangan infrastruktur dan proyek besar di Jakarta harus dipertimbangkan dengan cermat untuk memastikan bahwa mereka tidak merusak lingkungan dan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat lokal.
Itulah formula E dan kontrofersi Anies Baswedan.