Kita bisa mengungkapkannya dengan cara mencatatnya atau merekam yang kemudian bisa kamu lihat dan dengar tentang dirimu.
- Mengevaluasi diri sendiri
Kita sering kali mengevaluasi orang lain tanpa mengevaluasi diri kita sendiri. Menjadi poin penting untuk mengevaluasi diri sendiri harus dilakukan untuk menemukan apa yang menjadi tujuan kita membiasakan diri dengan evaluasi diri merupakan kegiatan yang positif.
Lakukan evaluasi kepada diri sendiri, jangan abaikan apapun kekurangan yang ada dalam diri kita, cobalah untuk menggali lebih dalam untuk memperbaiki masalah kita. Disaat kita menemukan sesuatu yang tidak sinkron dalam diri kita, maka coba ubah dan atur ketidakcocokan tersebut dan masukkan nilai positif yang lebih baik.
Baca Juga:Mango Sticky Rice, Cara Membuat dan Asal MulanyaIptu Umbaran Seorang Wartawan Jadi Kapolsek Viral di Media Sosial
- Menyadari dan menerima emosi positif dan negative
Emosi dapat berupa emosi positif maupun emosi negative sebagai gambaran dari kemarahan, kesenangan, kesedihan, kekecewaan dan yang lainya. Emosi sebagai pola reaksi kompleks yang melibatkan perilaku, pengalaman dan fisiologis yang digunakan untuk menangani masalah yang dialami seseorang. Emosi merupakan respons terhadap kejadian yang menimpa diri kita.
Maka dari itu, kamu perlu menyadari dan menerima emosi yang datang pada diri kita sendiri tanpa adanya penyangkalan. Hal ini bisa menjadi pembelajaran untuk intropeksi diri dan mengelola emosi yang lebih baik dan sehat.
- Bertanya kepada teman yang dipercaya
Teman dekat merupakan salahsatu orang yang bisa dipercaya, yang sudah mengenal kita luar dan dalam. Kita juga bisa menanyakan sesuatu kepada teman kita untuk mengetahui kekurangan apa yang kita miliki.
Setelah teman mengatakan semua kekurangan tersebut, maka kita bisa meminta dia untuk mengingatkan atau menegur ketika tanpa sadar kita melakukan kekurangan tersebut, itulah fungsinya seorang teman untuk mengingatkan dan membantu kita menjadi versi terbaik dari diri kita.
- Jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan
Sifat terburu-buru dalam mengambil keputusan biasanya dilakukan oleh seseorang ketika fikirannya merasa cemas dan khawatir. Makna terburu-buru ini berbeda dengan sikap sigap, cepat, dan tanggap yang diiringi dengan fikiran jernih dan matang. Sikap terburu-buru justru lebih dekat dengan tindakan gegabah dan ceroboh.