CIANJUR –Warga Cianjur Dengar Dentuman dan Gemuruh saat gempa. Suara itu terdengar ketika gempa yang memporak porandakan Kabupaten Cianjur dengan magnitudo 5,6 pada Senin (21/11) lalu.
Hal itu sebagaimana yang disampaikan Ahmad Anwar (54) warga Kampung Rawacina, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur.
Ahmad waktu itu hendak siap-siap untuk bekerja di kamarnya. Selang beberapa saat, dia merasakan geperti rumahnya sedang diombang-ambing oleh ombak.
Baca Juga:Setelah Dibunuh, Jasad Wanita asal Cirebon Dibakar SuaminyaWarga Cirebon Bunuh Istri Gara-gara Selalu Jadi PL Karaoke
Rumahnya bergetar keras, bahkan plafon rumahnya seperti ditendang oleh laki-laki tak kasat mata. Berhamburan menghujani dirinya.
“Siang itu saya sedang siap-siap di kamar, lagi pakai celana, tiba-tiba rumah oyag seperti ada ombak, saya lihat plafon rumah seperti ditendang-tendang. Pada pecah semua,” ujarnya seperti dikutip dari Cianjur Ekspres (Grup radargarut.jabarekspres.com)
Setelah itu baru terdengar dentuman hebat dari belakang rumahnya kemudian diikuti suara seperti kereta api berjalan.
Arah suara dentuman dan suara kereta api itu menjauh berjalan ke arah barat laut, yang kini diketahui sebagai bentangan patahan aktif Cugenang.
Setelah suara dentuman dan gemuruh itu, lantai rumahnya pun terbelah dua. Kurang lebih diameter belahan lantai rumahnya tiga centimeter.
“Suaranya seperti kereta api, terus menjauh ke barat laut. Abis itu ada retakan dirumah saya, pecahnya sekitar tiga sentimeter,” jelas Ahmad.
Dari situlah kemudian puing-puing rumahnya berhamburan seperti bekas terkena ledakan bom. Amblas sekitar tiga meter dari posisi awal.
Baca Juga:PDI Perjuangan Garut Bantu Guru Ngaji yang Rumahnya Roboh, Salurkan Bahan BangunanAnggota DPRD Garut yang Resesnya Diliput Media Minim Sekali
Ahmad juga menyebut, sebelum gempa itu terjadi, setidaknya ada 10 rumah yang berdiri di lokasi tersebut. Namun saat ini semuanya hilang, porak-poranda.
Bahkan, beberapa tetangganya meninggal dunia, mulai dari lansia hingga bayi pun jadi korban. Kebanyakan mereka meninggal di dalam rumah tertimpa reruntuhan.
Namun Ahmad pun bersyukur karena Ia dan 4 anggota keluarganya masih diberikan keselamatan, selmat dari kematian.
Tapi Ahmad merasakan trauma hebat. Dan Ia pun siap direlokasi dari kampung Rawacina tersebut. Ia akan mengikuti arahan Pemerintah demi keselamatan keluarganya.