Jimmy Marta
Di jaman batu, eh..sekring batu. Jika listrik njeplak cek batunya. Putus, ambil kabel serbuk yg serambut. Pake dua, kata orang2 satu lembar satu amper. Ikut aja. Yg penting nyala..
Budi Utomo
Koh Liam. Watt= Volt x Ampere. Tentu dibulatkan Watt nya supaya gampang dimengerti rakyat jelantah kaya kita. Wkwkwk. 450 W sudah pasti MCB di token 2 Ampere. 450 Watt : 220 V = sekitar 2 A. Listrik 900 W, MCB di token 4 A. 1200 W MCB 6 A. 2200 W MCB 10 A dst. Ini satu phase.
Liam Then
Indonesia unik metode pentarifan listriknya. Sudah bagus itu, sesuai amanat undang-undang. Kok malah mau diubah mengikuti yang diluar negeri. Dengan pentarifan yang beda dan daya yang di batasi, orang yang kurang mampu di lindungi dari efek konsumerisme. Pemakaian tak perlu. Konsumsi rumah tangga bukankah banyak yang tak perlu? Manfaat lain yang tak disadari, hemat energi, masyarakat yang kurang mampu ,karena daya dibatasi, dipaksa hemat energi. PLN juga tak perlu menyediakan kapasitas daya yang super besar. Bayangkan kalo di lepas dari dulu, tak terbatas. Wong daya di batasi sana listrik masih byar pett ,tak cukup bagi. Masyarakat hemat energi, beban negara dalam hal konsumsi BBM untuk jalankan power plant PLN ,juga secara tak langsung terkendali. Jangan-jangan, ini “blessing in disguise”. Salah satu faktor yang secara tak langsung bikin RI bisa jadi anggota G20. Kalau kompor listrik, biarlah orang mampu dulu yang pakai, ndak usah dipaksa orang kurang mampu beli kompor listrik lagi. Orang mampu daya listrik di rumah mereka sudah tinggi, jadi gampang beralih ke kompor listrik. Masalah pipanisasi gas rumah tangga. Bukan hal yang urgent. Ndak usah buru-buru, wong saya yakin, bahkan masih banyak kawasan industri yang belum terjangkau pipanisasi gas. Jika memang dirasa perlu, mungkin dicicil saja dulu, lewat kawasan pemukiman dan pengembangan kota baru, yang dekat lokasinya dengan jalur pipa gas milik BUMN. Tar kita lihat IKN apakah nanti masih pakai tabung gas hehe..