“Dulu sampai banjir karena tinggi gelombang disertai curah hujan yang tinggi sehingga terjadi banjir rob dan air sampai masuk ke penginapan-penginapan dan rumah-rumah warga,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Satriabudi mengatakan gelombang tinggi yang terjadi di Sayang Heulang tidak berdampak parah. “Tidak ada korban jiwa. Kerusakan ada, karena itu gazebo kan dari kayu. Namun tidak terlalu signifikan. Wisata masih berjalan. Namun kami imbau hati-hati,” katanya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, Agus Ismail mengaku bahwa saat ini pihaknya sedang menginventarisasi kerusakan di daerah wisata kawasan pantai selatan.
“Kami sedang inventarisir kerusakan dan sejauh mana tingkat bahayanya,” ucapnya.
Baca Juga:Mesra Putri Candrawathi Pakaikan Masker Ferdy Sambo, Kuasa Hukum: Mereka Saling SayangKuasa Hukum Bharada Eliezer Minta Media Massa Tidak Sebarkan Disinformasi
Gelombang tinggi, disebutnya tidak hanya terjadi di Garut saja, namun di sepanjang pantai selatan Jawa.
“Saya sudah perintahkan UPTD untuk penutupan (Sayang Heulang) karena menginventarisir kerusakan dan juga mengantisipasi terjadinya gelombang yang sama. Kami melakukan penutupan hari ini dan besok,” ungkapnya.
Ia menyebut bahwa penutupan hanya dilakukan di Pantai Sayang Heulang saja. “Sedangkan untuk pantai lain itu kan terbatas pengunjungnya. Di sana juga tak bangunan tak terlalu menjorok ke bibir pantai,” katanya. (mwm)