Tri Budiyono
Tentunya pemikiran Pak Laksamana ini sudah disampaikan ke Pak Jokowi dan Ibu Mega ya Pak? Kan mumpung PDIP sedang berkuasa, agar bisa segera diterapkan. Kalau mau. Kalau bisa. Dan juga kenapa baru sekarang menyampaikan pemikirannya. Kan bagus kalau dari 2014. Waktu Pak Laksamana jadi menteri mungkin belum kepikiran tentang pancasalah ini. Atau buku ini hasil instropeksi Pak Laksamana sewaktu jadi menteri dulu, agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.
triyoga
Pokoknya salah semua. Makanya Saya larang semua anak saya menjadi abdi negara dalam bentuk apapun. KECUALI punya Prinsip teguh, siap tanpa teman, dikucilkan, siap miskin. Bahkan golongan bawah yang teriak2 koruptor, nepotisme juga melakukan di lingkupnya sendiri. Hidup bener di indonesia itu harus punya kuping yang tahan sampai 120desibel
Re Hanno
Salah yang berketerusan lama-lama akan menjadi kebenaran. Apalagi tidak ada yang berani memperbaiki. Hanya berteriak salah dan itu pun lebih banyak dalam hati.
Antonius Anang
Baca Juga:BMKG Sebut Provinsi Bengkulu Berpotensi Diguncang Gempabumi dan Tsunami Besar!Indonesia Masih Belum Mengakui Pemerintahan Taliban di Afghanistan Setelah Setahun Berjalan
Yang terjadi kemudian adalah : orang yang disuruh membagi pisang akan minta bagian alias fee. Fee nya kemudian harus diatur dan diawasi lagi oleh seseorang. Akhire tambah ruwet dan kedua anak itu gak jadi dapat pisang.
EVMF
Laksamana memang juga seorang pemikir. Idenya banyak. disway.id Kalau kita menganalogikan esai-nya Pak Laksamana Sukardi ini….. mungkin kelak, 20 tahun yang akan datang, Pak Ferdy Sambo juga akan menulis esai tentang salah tata kelola di kepolisian. Apakah ini yang dimaksud dengan “pemikir” oleh Abah ?? Pemikir yang menjadi bagian tak terpisahkan dari salah tata kelola itu sendiri, bahkan menjadi pelakunya !! Kecuali….. sang pemikir menyadari kesalahannya sendiri dan bermaksud berbagi pengalaman supaya orang lain tidak melakukan hal yang serupa.
Johan
Pak Y.A, India dengan penduduk 1,4 milyar sekitar 5 kali dari penduduk Indonesia, namun GDPnya “hanya” 1,5 kali lebih besar dari Indonesia. Jadi Indonesia tidak seburuk yang dikira. Saya optimis Indonesia akan makin baik.(Jabarekspres)/(MG2)