BANDUNG – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja mendorong camat di Jabar untuk adaptif terhadap tantangan di era disrupsi saat ini. Apalagi, camat merupakan garda terdepan pelayanan publik.
Setiawan pun memberi pandangan kepada para camat bahwa ukuran atau indikator negara maju di antaranya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur, serta reformasi birokrasi yang dijalankan secara konsisten.
Maka, kata Setiawan, hal-hal tersebut perlu jadi acuan setiap pemimpin di instansi pemerintahan, termasuk camat.
Baca Juga:Ridwan Kamil Bekali Ribuan Siswa dengan Wawasan KebangsaanDidukung BRI, Usaha Dawet Kemayu Bangkit Dari Keterpurukan
Tujuannya supaya Provinsi Jabar dengan jumlah penduduk terbanyak dapat berkontribusi besar terhadap kemajuan nasional.
“Jabar yang 50 jutaan penduduknya ingin berkontribusi menyelesaikan persoalan bangsa ini. Maka, bagaimana visi yang sama dari level gubernur sampai ujung tombak (camat) ini perlu diselaraskan,” kata Setiawan saat membuka Rapat Koordinasi Kecamatan Tingkat Provinsi Jawa Barat di Holiday Inn Bandung, Rabu (3/8/2022).
Terkait tantangan, Setiawan menyebut setidaknya ada dua model disrupsi yang harus dilewati bersama. Pertama, disrupsi industri 4.0 yang diikuti society 5.0 sehingga segala sesuatu wajib terhubung dengan internet.
“Saya pesan bapak-bapak (camat), mohon membawa case study di wilayah masing- masing bagaimana transformasi digital berlangsung,” ucapnya.
Disrupsi kedua, ucap Setiawan, yakni Pandemi Covid-19.
“Semenjak tahun 2020, ternyata kita bisa bekerja dari rumah, apalagi ketika pembatasan sosial. Anak-anak sekarang bergeser, kalau belanja ini melalui online, bagaimana e-commerce juga mengalami peningkatan yang luar biasa,” tuturnya.
“Sebetulnya ini adalah kesempatan yang baik sekali karena kalau kita bicara pelayanan publik, kita bisa melayani publik 24 jam per 7 hari karena sistem yang jalan di sini,” tambahnya.
Hal itu karena pelayanan publik yang terdigitalisasi dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Selain itu, menurut Setiawan, anggaran pun bisa diefektifkan. Digitalisasi juga membuat suatu pekerjaan menjadi lebih praktis.
Baca Juga:91.770 Balita di Garut Belum Imunisasi, Anggota DPRD Imbau Semua Pihak Bersinergi Mendukung BIANFerdy Sambo Datangi Bareskrim Polri
Setiawan menuturkan, camat bersama perangkat desa punya kontribusi besar dalam pembangunan desa. Ia juga melaporkan, dua desa di Jabar masuk 10 besar desa dengan Indeks Desa Membangun (IDM) terbesar di Indonesia, yakni Desa Panjalu dan Desa Pondok Udik.